close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang warga di Riau memakai masker sejak asap menyelimuti kota. Asap yang tebal berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan, seperti: ibu hamil, bayi, dan anak-anak usia balita./Antara Foto
icon caption
Seorang warga di Riau memakai masker sejak asap menyelimuti kota. Asap yang tebal berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan, seperti: ibu hamil, bayi, dan anak-anak usia balita./Antara Foto
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 17 September 2019 15:21

Kiat cegah ISPA di daerah yang terjadi kebakaran hutan

Menjaga pola hidup sehat dengan minum air putih yang cukup serta mengonsumsi makanan bergizi demi mencegah infeksi parah.
swipe

Sejak pekan lalu sebagian besar wilayah kota Pekanbaru, Provinsi Riau, diselimuti kabut asap tipis dengan jarak pandang hanya satu kilometer pada pukul 7 pagi dan pada pukul 10 pagi masih berasap dengan jarak pandang 2,2 kilometer. Hal serupa terjadi pula di Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah.

Asap yang tebal berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan, seperti: ibu hamil, bayi, dan anak-anak usia balita. Hingga memunculkan kondisi sesak napas, sakit tenggorokkan, dan batuk berkepanjangan. Gangguan tersebut rentan menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA.

Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Husada Jakarta Dokter Jonkie menguraikan, dampak buruk asap kebakaran hutan dan lahan bagi kesehatan dapat dicegah dengan menjaga daya tahan tubuh melalui kebiasaan pola hidup sehat. Selain itu, warga sekitar kawasan tempat terjadinya kebakaran hutan dan lahan disarankan harus minum air putih yang cukup.

“Asap dapat menyebabkan saluran tenggorokan mengalami infeksi dan menghasilkan dahak. Kalau kita kurang minum air putih, dahak akan menjadi kental dan sulit dikeluarkan,” kata dokter Jonkie kepada Alinea.id.

Dokter Jonkie menjelaskan, ISPA merupakan gangguan yang terjadi karena infeksi atau iritasi tenggorokan. Selain batuk-batuk, gejala ISPA ditunjukkan pula dengan sakit tenggorokan, sakit kepala ringan, dan bernapas cepat atau kesulitan bernapas. Gejala lainnya ialah sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan demam.

Ada beberapa faktor penyebab infeksi pada tenggorokan antara lain: kuman, virus, dan alergi. Virus utama penyebab ISPA adalah rhinovirus dan coronavirus. 

Virus lain penyebab ISPA adalah virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus. Virus penyebab ISPA sering menyebar dari orang ke orang melalui bersin atau batuk.

“Dengan memastikan cukup air minum, riak yang muncul akan mencair, dan mudah dikeluarkan,” lanjutnya.

Bermacam jenis asap seperti: asap kendaraan bermotor, asap obat pembasmi serangga, dan asap pembakaran juga berpotensi gangguan ISPA pada manusia. ISPA umumnya muncul sebagai gangguan langsung ke saluran pernapasan bagian atas melalui mata, mulut, dan hidung.

Secara khusus dalam situasi kabut asap karena karhutla, Jonkie juga menyarankan pemakaian masker pelindung wajah. 

“Masker kesehatan juga harus dipakai. Masker ini bisa didapatkan di apotek-apotek, untuk mencegah dampak buruk asap,” ujarnya.

Pencegahan bahaya ISPA juga harus diantisipasi dengan memelihara daya tahan tubuh. Utamanya bagi anak-anak dan orangtua yang lebih rentan terhadap penyakit ISPA. 

Sebab, menurut dokter Jonkie, daya tahan anak-anak dan orangtua lebih lemah dibandingkan dewasa muda.

“Daya tahan tubuh perlu dijaga betul karena kalau daya tahan tubuh lemah, penyakit akan berpeluang lebih besar terjadi,” ucapnya. 

Maka dari itu, pola makan sehat dan bernutrisi harus diperhatikan. Selain makanan dan minuman yang bergizi dan mengandung zat mineral yang diperlukan tubuh, daya tahan tubuh bisa diperoleh dengan tambahan suplemen vitamin.

img
Robertus Rony Setiawan
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan