close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi seseorang yang menderita asam urat./Foto cnick/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi seseorang yang menderita asam urat./Foto cnick/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Kesehatan
Senin, 17 Februari 2025 06:29

Penyebab asam urat bukan karena gaya hidup

Selama ini, orang menganggap gaya hidup makan tak sehat adalah penyebab utama asam urat.
swipe

Asam urat merupakan penyakit yang muncul akibat penumpukan asam urat, biasanya memengaruhi kaki. Jika mengalami asam urat, seseorang biasanya akan merasakan pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, terutama bagian jempol kaki. Nyeri yang tiba-tiba dan intens bisa membuat kaki terasa seperti terbakar.

Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2018, prevalensi penderita asam urat sekitar 11,9%.

Penyakit ini kerap dikaitkan dengan gaya hidup. Misalnya, konsumsi makanan tinggi purin, seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan kacang-kacangan; atau minum minuman beralkohol.

Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Nature Genetics (Oktober, 2024), dikerjakan para peneliti dari Universitas Otago di Selandia Baru dan lain-lain, mematahkan mitos itu. Para peneliti menemukan, asam urat merupakan penyakit kronis yang disebabkan genetika yang diwariskan, bukan pilihan gaya hidup penderitanya.

Para peneliti menyelidiki data genetik yang dikumpulkan dari 2,6 juta orang di 13 kelompok data deoxyribonucleic acid (DNA) yang berbeda. Jumlah tersebut mencakup 120.295 orang dengan penyakit asam urat.

Dengan membandingkan kode genetik orang-orang yang menderita asam urat dan yang tidak, para peneliti menemukan 377 titik DNA spesifik yang memiliki variasi khusus untuk mengidap kondisi tersebut, 149 di antaranya sebelumnya tidak dikaitkan dengan asam urat.

Sekitar tiga perempat data, disebut MedicalXpress, berasal dari pelanggan 23andMe Inc, sebuah perusahaan genetika dan kesehatan preventif yang memberikan layanan langsung kepada konsumen, yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian.

“Mitos bahwa asam urat disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan perlu dipatahkan,” ujar epidemiolog dari Universitas Otago yang termasuk dalam tim peneliti, Tony Merriman, dikutip dari Science Alert.

Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat, yang kemudian membentuk kristal tajam di persendian. Ketika sistem kekebalan tubuh mulai menyerang kristal itu, rasa sakit dapat terjadi.

Di sisi lain, genetika memengaruhi kemungkinan sistem kekebalan tubuh menyerang kristal. Lalu, berpengaruh dalam cara asam urat diangkut ke seluruh tubuh. Penelitian itu mengidentifikasi sejumlah besar gen imun dan jalur imun yang menyediakan target dan pendekatan baru untuk mencegah serangan asam urat.

Mitos yang tersebar luas soal penyebab asam urat, secara tak langsung membuat para penderitanya merasa malu untuk berobat. Membuat orang cenderung menderita dalam diam dan tak pergi ke dokter untuk mendapat obat pencegahan yang menurunkan kadar asam urat dalam darah.

“Orang-orang perlu memahami, meskipun faktor-faktor pola makan tertentu, seperti mengonsumsi daging merah dapat memicu serangan asam urat, tapi penyebab utamanya adalah kadar asam urat yang tinggi, kristal di persendian, dan sistem kekebalan tubuh yang menyerang kristak itu. Faktor genetik memainkan peran penting dalam semua proses ini,” ujar Merriman, dikutip dari MedicalXpress.

Selain memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab asam urat, penelitian ini juga memberi para ilmuwan lebih banyak pilihan untuk dieksplorasi terkait pengobatan, terutama dalam mengelola respons imun tubuh terhadap penumpukan asam urat.

“Kami berharap, seiring berjalannya waktu, perawatan yang lebih baik dan lebih mudah diakses akan tersedia dengan target baru yang kami identifikasi,” tutur Merriman kepada Science Alert.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan