Bagi perempuan yang sudah menikah, turunnya kuantitas kehidupan seks bisa memicu menopause dini. Demikian menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science pada 14 Januari 2020.
Mengutip WebMD, peneliti dalam studi tersebut melacak kehidupan seks dan status menopause pada hampir 3.000 perempuan di Amerika Serikat selama satu dekade. Hasilnya, perempuan dengan aktivitas seks lebih sedikit lebih mungkin mengalami menopause dini.
Peneliti memiliki teori bahwa tubuh perempuan dapat bereaksi terhadap aktivitas seks yang minim dengan prinsip use it or lose it. “Temuan kami menunjukkan bahwa jika seorang perempuan tidak melakukan hubungan seks dan tidak ada kemungkinan kehamilan, maka tubuh ‘memilih’ untuk tidak berovulasi, karena itu tidak ada gunanya,” kata penulis studi, Megan Arnot.
Dalam studi ini, peneliti menganalisis data dari hampir 3.000 perempuan yang kali pertama diwawancara di usia 45 tahun, pada 1996-1997. Belum ada yang memasuki menopause, tetapi 46% mulai memiliki gejala perimenopause (periode transisi menuju menopause), seperti perubahan siklus menstruasi dan hot flash (rasa gerah yang muncul mendadak). Sementara itu, 54% tidak memiliki tanda-tanda perimenopause.
Selama lebih dari 10 tahun masa tindak lanjut penelitian, 45% perempuan mulai mengalami menopause dengan usia rata-rata mulai 52 tahun.
Studi ini tidak dapat membuktikan sebab-akibat. Namun dibandingkan dengan perempuan yang berhubungan seks kurang dari sekali dalam sebulan, perempuan yang berhubungan seks setiap minggu memiliki 28% lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami menopause pada usia berapa pun. Di sisi lain, perempuan yang melakukan hubungan seks setiap bulan memiliki 19% lebih kecil kemungkinannya untuk menopause.
Megan menjelaskan bahwa penghentian aktivitas seks mungkin mengirim sinyal kepada tubuh untuk mulai melakukan transisi. Di samping itu, Mitchell Kramer, kepala kebidanan dan ginekologi di Huntington Hospital, New York mengungkapkan bahwa penelitian sebelumnya telah menemukan fakta menarik.
Menurutnya, perempuan yang menikah cenderung memasuki menopause lebih lambat dibandingkan perempuan lajang. Satu teori untuk menjelaskan hal tersebut, yaitu perempuan yang sudah menikah mungkin lebih sering berhubungan seks.
"Semua perempuan pada akhirnya akan mengalami penghentian menstruasi dan memasuki masa menopause, tetapi peningkatan frekuensi aktivitas seks memengaruhi sistem reproduksi untuk menunda menopause," kata Mitchell.
Sebagai informasi, menopause adalah perubahan kondisi pada tubuh perempuan yang menyebabkan siklus menstruasi berakhir. Menopause bukan penyakit, tetapi dapat berdampak besar terhadap kesejahteraan hidup perempuan.
Perempuan di Amerika Serikat rata-rata memasuki menopause pada usia 51 tahun. Namun, menopause bisa terjadi lebih awal atau lebih lambat. Beberapa perempuan mulai menopause pada usia 40 tahun, dan 60 tahun dengan persentase yang sangat kecil.
Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal daripada yang bukan perokok. Tidak ada cara yang dapat memprediksi usia menopause pada perempuan. Hanya saja, seorang perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, ia dapat dipastikan mengalami menopause.