close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sumber: Youtube.BASE Indonesia
icon caption
Sumber: Youtube.BASE Indonesia
Sosial dan Gaya Hidup
Minggu, 20 Oktober 2019 05:55

Perempuan Tanah Jahanam, film horor tanpa hantu

Film ini mengambil latar belakang budaya Jawa dengan adanya kepercayaan mistisisme. 
swipe

Setelah sukses besar dengan film Pengabdi Setan, kini Joko Anwar kembali membuat film bergenre horor lainnya yaitu, Perempuan Tanah Jahanam.

Ini merupakan film kedua Joko Anwar yang rilis pada 2019 setelah Gundala. Menariknya, film ini menyajikan horor yang berbeda dengan Pengabdi Setan.

Untuk kalian yang ingin nonton film horor, namun ingin melihat sesuatu yang berbeda dari penyuguhannya, film Perempuan Tanah Jahanam layak untuk ditonton. Selain itu, film ini mengambil latar belakang budaya Jawa dengan adanya kepercayaan mistisisme. 

Jika biasanya film horor banyak menampilkan sosok makhluk yang seram dan menakutkan, tetapi pada film Perempuan Tanah Jahanam praktis tanpa hantu dan jump scare. Film ini memiliki naskah kuat dalam mendalami jalan cerita, mulai dari asal-usul cerita hingga pada bagian utama film. Tidak heran jika kita seperti ikut merasakan ketakutan yang sama dengan tokoh di film.

Film Perempuan Tanah Jahanam berceritakan tentang perjuangan Maya yang diperankan Tara Basro yang hidup di kota tanpa keluarga.

Kemiskinan membuatnya memutuskan pulang ke Jawa Tengah untuk mengurus harta warisan. Maya pulang bersama sahabatnya, Dini yang diperankan Marissa Anita yang memaksa ikut walau sudah dilarang.

Maya berharap memiliki harta warisan yang berwujud rumah besar agar mampu membantu dirinya ke luar dari kemiskinan.

Sesampai di kampung, mereka berdua malah menemukan berbagai kejanggalan, salah satunya banyak kuburan anak kecil. Setelahnya, satu persatu situasi 'jahanam' pun bermunculan. 

Artis lain yang ikut mendukung film ini, di antaranya Christine Hakim, Ario Bayu, Rifnu Wikana dan Asmara Abigail.

Keunggulan:

Memiliki keunggulan dalam penyajian gambar sinematografi dan menariknya jalan cerita.

Pemilihan lokasi serta suasana perkampungan yang ganjil sesuai untuk film horor, selanjutnya juga tata suaranya yang mebuat kesan merinding.

Kemudian penokohan yang bagus sehingga tiap tokoh memiliki karakter kuat dalam perannya masing-masing.

Cerita dikemas secara rapih, tersusun dengan baik dari awal sampai akhir. Kemudian film ini bukan seperti film horor kebanyakan, tidak melulu soal makhluk yang menyeramkan. Ceritanya susah ditebak, ada kejadian tidak diduga dan alurnya terus mengajak kita menebak apa, siapa, dan mengapa.

Kekurangan:

Penggunaan bahasa Jawa yang setengah-setengah dan terkesan dibuat-buat sehingga suasana belum sepenuhnya mencirikan tempat tersebut.

img
Amaldin Fajar Hanantyo
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan