Akhir tahun 2019 hanya tinggal sebulan lagi. Di pengujung tahun, sebagian kalangan milenial perlu menengok kembali capaian yang sudah diraih, termasuk mengevaluasi rencana keuangan pribadi.
Sebagian dari kelompok warga milenial yang tahun ini berusia rentang 23–38 tahun memiliki kebutuhan spesifik dalam hal finansial.
Millenial Money Mindset Report 2016 menguraikan sejumlah orientasi kebutuhan mendasar kalangan milenial. Dari sejumlah kebutuhan, kalangan milenial memiliki tiga teratas tujuan alokasi keuangan mereka, yaitu cadangan untuk berlibur (55,2%), peningkatan saldo tabungan (52,8%), dan pembayaran utang (42,4%).
Di sisi lain, kalangan milenial kerap menghadapi sejumlah tantangan finansial, yaitu kemampuan untuk memiliki pendapatan yang cukup, tabungan atau ketersediaan bujet yang dapat memenuhi kebutuhan, dan dapat mengelola utang-piutang.
Tak kalah penting, mereka juga berkeinginan memiliki kemampuan mengembangkan perencanaan keuangan.
Akibatnya, terjadi kesenjangan antara capaian kebutuhan dengan kapabilitas pengelolaan keuangan mandiri. Sebab, belum banyak kalangan milenial yang menguasai perihal perencanaan keuangan.
Sedikitnya ada tiga langkah prioritas untuk mencapai keuangan mandiri. Sebagaimana dikutip dari Forbes.com, Ken Kladouris dalam ulasannya mengungkapkan, tujuan utama dalam perencanaan finansial mesti ditetapkan secara jelas, detail, dan spesifik serta diikuti aksi nyata. Hal ini harus diawali dengan memahami setiap aspek dalam proses mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebagai perencana keuangan, Ken Kladouris mengusulkan persiapan sebagai bekal mendasar lain yang menentukan keberhasilan dalam mencapai pemenuhan kebutuhan keuangan.
Dia menguraikan keberhasilan seseorang dalam perencanaan keuangan dilandasai konsep yangdibuat secara teliti. Caranya, mulai menetapkan gagasan perkiraan mengenai seberapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk menggapai impian yang diinginkan untuk satu tahun ke depan. Ini mencakup pula kebutuhan untuk penyelenggaraan beragam acara atau kebutuhan sampingan yang tak terduga.
Kladouris menggarisbawahi kebutuhan sekunder yang bersifat sosial tetapi penting untuk dicapai, yakni kontribusi dalam kegiatan sosial yang penting seperti penanggulangan wabah penyakit atau pendidikan anak-anak.
“Mengundang atau mengajak kerjasama pihak lain seperti lembaga penyantun atau filantropi sekiranya dapat mendukung upaya mencapai tujuan yang direncanakan,” tulis Kladouris. Hal ini menegaskan bahwa tujuan kebebasan finansial secara pribadi tak terlepas dari misi sosial bagi lingkungan sekitar atau orang lain.
Kebebasan finansial
Lebih jauh, rancangan pengelolaan keuangan akan bermuara pada kemampuan mencapai kebebasan finansial. Kebebasan finansial secara bertahap dimulai dengan membiasakan sikap mandiri dalam memenuhi kebutuhan keuangan. Umumnya, seorang dikategorikan sudah bebas secara finansial bila ia tidak perlu bekerja keras memenuhi keutuhannya.
Selain itu, kebebasan finansial akan menjamin pencapaian sejumlah tujuan lain dari alokasi keuangan milenial, di antaranya ialah memiliki tabungan untuk kebutuhan membeli perabotan yang lebih besar, anggaran untuk membeli kendaraan atau mobil pribadi, dan kebutuhan untuk renovasi atau pengembangan rumah.