close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pexels
icon caption
Ilustrasi. Pexels
Sosial dan Gaya Hidup
Minggu, 19 September 2021 21:31

Perlunya terapkan etika kontemporer di media sosial

Pengguna internet perlu membangun sikap saling menghargai satu sama lain.
swipe

Era digitalisasi membawa segudang manfaat bagi penggunanya. Namun, kemajuan teknologi juga melahirkan berbagai tantangan baru, salah satunya hoaks.

Selain kabar bohong, terdapat beberapa hal negatif lain dalam dunia digital yang perlu dihindari, yaitu perundungan, kekerasan seksual, pelanggaran privasi, ujaran kebencian, plagiarisme, konten pornografi, dan sebagainya.

Pegiat literasi, Ajie Najmuddin, memaparkan, pengguna internet perlu membangun sikap saling menghargai satu sama lain. Ada beberapa cara untuk menjadi pengguna internet yang baik. Pertama, jangan semaunya sendiri.

Pengguna internet perlu menyadari bahwa dirinya tidak sendiri di ruang digital. Selain itu, penting untuk berempati kepada orang lain.

Kedua, jangan menyebarkan hoaks. Pengguna internet sering kali menyebarkan informasi yang belum diklarifikasi sehingga menyebabkan hoaks beredar di media sosial.

"Ini merupakan salah satu tantangan besar yang ada di era digital ini. Kita sering kali ingin berlomba-lomba untuk menyebarkan kabar yang paling cepat. Ini kadang menjadi celah untuk kita ikut menyebar hoaks,” jelasnya dalam webinar, Sabtu (19/9).

Kemudian, jangan menyebarkan data pribadi kepada orang lain di ruang digital, termasuk menjaga privasi orang lain. Pun tidak berkomentar kasar dan mencemarkan nama baik orang lain.

Selanjutnya, tidak mengumbar masalah pribadi demi nama baik sendiri, jangan menyebarkan percakapan privat, dan tak memaksakan pendapat orang lain. Lalu, menghargai karya orang lain dengan menyertai sumber berita, informasi, ataupun status orang lain. Terakhir, pesan yang ditulis semuanya tidak memakai huruf kapital karena akan dianggap tidak sopan.

Pengguna internet akan berjejaring dengan berbagai perbedaan kultural di ruang digital. Karena itu, Ajie mengimbau pengguna internet menerapkan etika kontemporer dalam berjejaring dan berinteraksi.

Etika kontemporer adalah etika elektronik dan daring (online) menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan pertemuan sosial budaya secara lebih luas dan global.

Ajie lalu memaparkan beberapa aspek yang diperlukan dalam etika berjejaring atau etika kontemporer, yaitu kesadaran, kebajikan, integritas atau kejujuran, dan tanggung jawab.

Kesadaran adalah seseorang melakukan sesutu dengan penuh sadar bahwa tiap aktivitas yang dilakukannya memiliki tujuan, memberikan dampak, dan melahirkan implikasi (sebab-akibat). Aspek kebajikan yaitu setiap aktivitas didasari pada hal yang memberikan nilai kebaikan, kebermanfaatan, dan kemanusian.

Adapun integritas atau kejujuran adalah tiap individu saling percaya pada segala produk ataupun konten dalam dunia digital, termasuk menghargai hak cipta dan menghindari plagiasi. Terakhir, aspek tanggung jawab, di mana individu menerima berbagai konsekuensi atas segala yang dilakukannya dalam dunia digital.

“Hampir sama dengan aspek kesadaran, tetapi ini (aspek tanggung jawab) lebih spesifik, yaitu ketika kita masuk ke ruang digital, tentu ada tanggung jawab spesifik yang tidak boleh dilanggar, misalnya kita tidak boleh menyebarkan berita bohong,” tandas Ajie.

img
Silvia Ng
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan