Februari umumnya dikenal sebagai bulan penuh kasih sayang. Hal ini didasarkan pada perayaan Hari Valentine yang jatuh tiap 14 Februari setiap tahunnya. Kita dapat melakukan banyak hal untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih, salah satu caranya adalah dengan menjaga lingkungan untuk masa depan.
Banyak permasalahan lingkungan yang dewasa ini kerap dihadapi, salah satunya yaitu pencemaran. Permasalahan yang kini semakin serius hingga kerap dianggap sebagai sebuah ancaman ialah pencemaran akibat penggunaan material plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Alih-alih bermanfaat, penggunaan plastik justru menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Barang yang mudah didapat serta harganya yang relatif murah, membuat material plastik banyak digandrungi untuk berbagai macam penggunaan. Namun di sisi lain, sifatnya yang membutuhkan waktu lama untuk terurai, membuat plastik berpotensi menjadi agen pencemar lingkungan.
Meski demikian, eksistensi plastik bagi industri manufaktur seperti Vinilon Group yang mengolah plastik menjadi berbagai produk pipa justru membawa keberlanjutan bagi sisi kehidupan. Alih-alih menjadi ancaman, plastik sebagai bahan baku material untuk pipa justru menjadi hal yang dapat dimanfaatkan secara positif.
Pipa plastik pipa masa depan
Vinilon Group sebagai produsen & distributor manufaktur sistem perpipaan unggulan Indonesia, menganggap pipa plastik sebagai pipa masa depan. Hal ini dikarenakan pipa plastik yang terbuat dari bahan plastik polyvinyl chloride (PVC), polyethylene (PE), dan polypropylene (PP-R) dapat menggeser posisi pipa yang terbuat dari material berbahan dasar besi atau logam.
“Kalau plastik jadi kantong kresek itu ya jelas berbeda manfaat dan dampaknya dengan pipa plastik. Kalau dalam sistem perpipaan, kenapa pipa plastik menjadi pipa masa depan karena dia bisa menggeser penggunaan pipa besi.“ ujar Bram selaku Product Specialist dari Vinilon Group.
Pipa plastik dapat menggantikan pipa besi untuk alasan kehidupan yang lebih berkelanjutan. Menurut penuturan Bram, sifat dari plastik yang tahan lama, justru menjadi salah satu keunggulan pipa berbahan plastik dibandingkan dengan pipa berbahan baku logam.
Dengan sifatnya yang tidak korosif, pipa dari bahan baku plastik PVC, PE, dan PP-R dapat lebih awet dan kuat untuk penggunaan jangka panjang. Hal ini tentu amat baik untuk alasan kehidupan yang berkelanjutan.
“Pipa plastik unggul, karena dia gak korosif, gak mungkin karat. Awet lah, gak rapuh. Kalau besi kan berkarat, otomatis ketebalan akan menipis, lama-lama bisa crack dan pecah. Lifetime-nya lebih panjang kalau pipa plastik. Kalau besi, korosinya bisa terbawa air dan mencemari lingkungan. Bisa jadi ada kandungan logam berat di air tanah,” tutur Bram.
Sifatnya yang tidak korosif pula membuat pipa dengan bahan baku plastik pun bersifat aman untuk aliran fluida/air. Hal ini disebabkan karena material bahan baku plastik tidak bersifat korosif, jadi tidak akan mencemari aliran. Hal ini pun diperkuat dengan sertifikat yang telah diperoleh dari Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) karena telah lolos uji coba kelayakan.
Pipa plastik memiliki harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pipa berbahan baku lain, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih pipa plastik.
Di beberapa sektor, plastik memang mungkin dapat menjadi ancaman bagi keberlanjutan hidup manusia. Namun, pada sektor industri seperti manufaktur sistem perpipaan, plastik jenis PVC, PE, dan PP-R justru dapat mendukung gaya hidup keberlanjutan manusia melalui kelebihannya. Hal ini dapat menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih pipa plastik yang tentu berkualitas baik seperti produk pipa dari Vinilon Group, untuk tetap dapat melanjutkan gaya hidup yang berkelanjutan.