Profesi yang rawan berselingkuh
Beberapa waktu lalu, ramai di media sosial kasus perselingkuhan yang melibatkan seorang pilot dengan pramugari sebuah maskapai terkenal di Indonesia. Imbasnya, profesi tadi mendapatkan cap negatif dari warganet.
Kasus perselingkuhan pun seakan lumrah di kalangan orang-orang yang bekerja di industri hiburan, seperti aktor atau penyanyi. Namun, tampaknya, profesi-profesi tadi tak ada dalam survei yang dilakukan Ashley Madison dan RANT Casino.
Tahun 2018, aplikasi kencan untuk orang yang sudah menikah Ashley Madison melakukan survei terhadap orang-orang dengan karier tertentu untuk mengetahui ketidaksetiaannya terhadap pasangan. Dilansir dari Business Insider, mereka meminta 1.074 anggota Ashley Madison mengisi kuesioner tentang pekerjaannya. Hampir separuh (44%) responden mengatakan, mereka tak pernah pindah kerja. Mereka yang berpindah pekerjaan mengatakan, hanya melakukannya setiap 10 tahun sekali.
Dari 12 karier teratas dalam hal perselingkuhan, survei itu menemukan, laki-laki yang bekerja di bidang perdagangan menempati posisi teratas dalam kasus perselingkuhan, sebanyak 29% responden.
“Pekerjaan di sektor perdagangan sering kali memiliki jam kerja yang tidak teratur dan terstruktur dalam sistem kerja shift, yang berarti lebih mudah untuk tidak terdeteksi ketika berhubungan dengan selingkuhannya,” kata Direktur Komunikasi Ashley Madison, Isabella Mise, seperti dikutip dari Business Insider.
Sedangkan bagi perempuan, posisi pertama ditempati profesi medis, entah itu dokter atau perawat, sebanyak 23% responden.
“Kombinasi antara potensi stres berjam-jam yang bercampur dengan reaksi alami terhadap stres mungkin menjadi alasan perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini mencari selingkuhan,” ujar Mise.
Pada 2023, Ashley Madison kembali mengadakan survei serupa. Survei itu hanya ditujukan kepada pelanggan dari Australia. Untuk diketahui, Ashley Madison sendiri memiliki lebih dari 80 juta anggota di seluruh dunia.
Dikutip dari New York Post, perempuan yang berprofesi sebagai perawat, pengangguran, asisten administrasi, mereka yang menduduki posisi manajerial, dan guru menempati urutan tertinggi kecenderungan berselingkuh. Sedangkan profesi laki-laki yang paling besar kemungkinannya untuk selingkuh, antara lain mereka yang menduduki posisi manajerial, insinyur, direktur pelaksana, manajer penjualan, dan pekerja konstruksi.
Sementara dalam survei yang dilakukan RANT Casino terhadap 3.800 orang di seluruh Inggris, seperti dikutip dari Newsweek, profesi tertinggi yang memiliki kecenderungan perselingkuhan adalah bidang penjualan, dengan 14,5%. Diikuti dengan guru (13,7%) dan petugas medis (12,5%).
Lalu, dikutip dari Yahoo! News, berturut-turut profesi yang punya kecenderungan selingkuh, antara lain bidang transportasi dan logistik (9,8%); manajemen perhotelan dan acara (7,7%); teknik dan manufaktur (6,6%); properti dan konstruksi (5,5%); akuntansi, perbankan, dan keuangan (5,4%), teknologi informasi (4,6%), angkatan bersenjata (4%0, rekrutmen dan SDM (2,2%), pekerja amal dan sukarelawan (1,9%), serta rekreasi, olahraga, dan pariwisata (1,9%).
Sedangkan kelompok profesi yang punya kecenderungan perselingkuhan kecil, antara lain orang yang bekerja di bidang sains dan farmasi (0,1%); bisnis, konsultasi, dan manajemen (0,1%); penegakan hukum dan keamanan (0,2%); seni kreatif dan desain (0,4%); media dan internet (0,5%); hukum (0,5%); lingkungan dan pertanian (0,6%); pemasaran, periklanan, dan public relations (0,9%); pelayanan dan administrasi publik (1,3%); ritel (1,4%); serta energi dan utilitas (1,6%).
“Sekitar 85% perselingkuhan dimulai di tempat kerja, dan satu dari lima karyawan mengaku tidak setia kepada rekan kerjanya. Hal ini menunjukkan betapa menonjolnya perselingkuhan di tempat kerja saat ini,” tulis Newsweek.
Ashley Madison, seperti dikutip dari New York Post mengungkapkan, alasan nomor satu mengapa orang berselingkuh karena mereka tak puas secara seksual. Selain itu, sekitar 23% responden melaporkan pasangan mereka tak memenuhi kebutuhan emosional.
“Kebanyakan warga Australia menggunakan alasan lama (untuk selingkuh), yaitu bekerja lembur,” kata perwakilan Ashley Madison kepada Body+Soul, dikutip dari New York Post.
Kemudian, sebanyak 28% beralasan sedang berkumpul dengan teman atau keluarga, 23% mengatakan kepada pasangannya mereka sedang minum-minum di tempat kerja. Perjalanan bisnis juga umum digunakan (sebagai alasan) oleh 18% responden, dan aktivitas sosial atau me time pun populer, dengan 16% responden. Sekitar 10% beralasan mereka pergi ke gym, tengah lari, atau berbelanja.
Anehnya, perasaan di antara responden menyebut, penyesalannya rendah. “Temuan ini memberikan gambaran perselingkuhan yang lebih rumit dibandingkan dengan apa yang kita duga dan kita ketahui,” ujar profesor pendidikan di Johns Hopkins University’s Departmen of Psychological and Brain Sciences kepada New York Post.
Menurut Newsweek, beberapa karier memang lebih rentan terhadap perselingkuhan karena jam kerja yang tak teratur dan berbagai fungsi kerja. “Industri tertentu mungkin lebih rentan terhadap perselingkuhan karena lingkungan yang punya tekanan tinggi, struktur persaingan, atau bahkan kurangnya pedoman etika yang jelas,” kata seorang terapis di New York kepada Newsweek.
Newsweek menulis, meski pendidikan, penjualan, dan perawatan kesehatan adalah bidang yang sangat berbeda, masing-masing bidang itu memerlukan waktu dan komitmen yang tinggi, serta menghadirkan lingkungan yang sangat penuh tekanan. Namun, Newsweek mengingatkan, penting untuk tak membuat stereotip bahwa semua orang yang bekerja di bidang ini sebagai tukang selingkuh.
"Korelasi tidak selalu berarti hubungan sebab-akibat. Meskipun perselingkuhan lebih umum terjadi di satu industri dibandingkan industri lainnya, namun bukan industri yang harus disalahkan," ujar konsultan pernikahan dan keluarga di Thrveworks, Kara Kays kepada Newsweek.
Kemungkinan besar, tulis Newsweek, industri dengan banyak perjalanan atau terbatasnya waktu di rumah dapat menjadi penyebab utama tak terpenuhinya kebutuhan pribadi dalam pernikahan.
"Ini bisa berupa kebahagiaan, keintiman, dan juga koneksi," ujar Kays
Serupa dengan survei Ashley Madison, RANT Casino pun menemukan, sebagian besar perselinghan yang dilaporkan terjadi di tempat kerja. Sementara itu, 21% responden mengatakan, perselingkuhan mereka “terbantu” oleh pertemuan atau acara di tempat kerja, seperti pesta liburan atau happy hour berjejaring.
Menurut Newsweek, tak semua orang yang berselingkuh juga ketahuan. Survei itu menemukan, 22% orang mampu merahasiakan perselingkuhannya. Ahli pun mendorong pasangan untuk menerapkan strategi mencegah terjadinya perselingkuhan di dalam atau di luar tempat kerja.
“Selalu jadikan hubungan Anda sebagai prioritas. Saya tahu bahwa Anda kadang-kadang harus membawa pekerjaan Anda ke rumah dan Anda selalu stres. Namun, demi hubungan Anda, luangkan waktu setiap hari untuk bersama," ujar konsultan pernikahan dan keluarga, Yonah Fenton kepada Newsweek.