Rasa stres seseorang merupakan hal wajar bagi mereka yang tengah mengalami tekanan atau dipaksa untuk beradaptasi dalam waktu singkat. Namun, bahaya stres dalam jangka waktu yang panjang tentunya membuat seseorang mengalami berbagai masalah kesehatan, hingga mengganggu aktivitas hariannya.
Maka dari itu, pada 10 Oktober diperingati sebagai hari kesehatan jiwa sedunia, agar setiap orang peduli terhadap kesehatan mental.
Makna kesehatan jiwa atau mental menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014, yaitu suatu kondisi seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, dan spiritual, serta dapat memahami kelebihan diri, mampu mengatasi tekanan, bisa produktif, dan berkontribusi terhadap masyarakat.
Seorang dokter psikiater RSUD Tarakan bernama Zulvia Oktanida menyampaikan, kesehatan mental tidak selalu saat seseorang mengalami gangguan,
“Berdasarkan definisi dari UU Kesehatan Jiwa dan sejalan dengan WHO, kesehatan mental tidak saja kondisi orang mengalami gangguan. Jadi, orang yang bermalas-malasan walaupun gak gangguan jiwa, berarti belum sehat jiwa,” ujarnya.
Berbeda dengan gangguan jiwa dengan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang menimbulkan distress atau penderitaan, kemudian menimbulkan disfungsi pada kehidupan seseorang. Zulfia memberikan contoh umum saat seseorang mengalami gangguan jiwa,
“Contohnya, punya pola pikir bahwa akan ada terjadi hal yang buruk. Lalu perasaan, emosi yang meluap, atau emosi yang labil, atau merasakan sedih dan murung secara terus menerus. Pola perilaku, yang tadinya aktif bersosialisasi jadi menarik diri atau ada perilaku yang kacau. Jadi, pola perilaku, pikiran, perasaan, menimbulkan distress penderitaan dan disfungsi pada kehidupan,” ucap Zulvia.
Zulvia menyampaikan, alasan disebut gangguan jiwa karena disebabkan lebih dari satu, tetapi ada multifaktor, seperti faktor biologis, psikologis, dan sosial (biopsikososial). Secara biologis, terdapat penyebab genetik atau faktor keturunan atau faktor neurotransmisi di otak, seperti orang penderita skizofrenia terdapat perubahan dopamine di otaknya, bagi orang depresi terdapat perubahan neurotransmisi serotonin di otak.
Faktor psikologis, disebabkan oleh kepribadian, pola asuh, riwayat bully, trauma, dan faktor sosial. Jika seseorang mengalami biopsikososial, menimbulkan gangguan jiwa.