close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Raffi Ahmad (tengah) menerima sertifikat gelar doktor kehormatan dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand, Jumat (27/9/2024)./Foto tangkapan layar Instagram @raffinagita1717
icon caption
Raffi Ahmad (tengah) menerima sertifikat gelar doktor kehormatan dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand, Jumat (27/9/2024)./Foto tangkapan layar Instagram @raffinagita1717
Sosial dan Gaya Hidup - Pendidikan
Jumat, 04 Oktober 2024 06:19

Raffi Ahmad dan apa pentingnya memberi gelar kehormatan kepada selebritas?

Banyak selebritas di luar negeri pun menerima gelar doktor kehormatan alias honoris causa.
swipe

Baru-baru ini, presenter dan aktor Raffi Ahmad mengejutkan publik dengan unggahan foto di akun Instagram-nya. Raffi mengumumkan, dia baru menerima gelar doktor honoris causa atau doktor kehormatan di bidang event management and global digital development atas jasanya dalam pengembangan industri hiburan di Indonesia dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand.

Namun, pemberian gelar kehormatan itu menimbulkan kecurigaan warganet. Soalnya, banyak yang kurang familier dengan kampus tersebut. Apalagi soal kredibilitas kampus.

Apa saja yang membuat janggal?

Seorang WNI yang tinggal di Thailand, Niar Ibrahim Rose (@IbrahimNiar) dalam akun X-nya menelusuri alamat UIPM di Bangkok, sesuai yang tertulis di situs web resmi kampus itu. Setelah sampai di lokasi, yang didapatkan Niar hanya hotel dan apartemen. Dikutip dari Suara.com, pihak UIPM mengaku punya delapan perwakilan kampus di berbagai negara, antara lain Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, India, Afrika, dan Amerika Serikat.

Di Indonesia, lokasinya ada di Bekasi. Seorang warganet yang mencari alamatnya, menemukan UIPM hanya menyewa ruangan kecil di Plaza Summarecon. Sebagai sebuah kampus yang beroperasi di Indonesia, UIPM idealnya terdaftar di situs Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Akan tetapi, jika ditelusuri, tak terdapat UIPM di situs resmi BAN-PT. Belum lagi pendaftaran mahasiswa, yang bisa dilakukan hanya lewat Google form.

Pihak kampus merespons berbagai kejanggalan itu. Dikutip dari Kompas.com, Deputy of Legal Affairs of UIPM UN ECOSOC, Helena Pattirane mengatakan, UIPM merupakan kampus yang melakukan kegiatan belajar-mengajar 100% daring. Maka dari itu, tak diwajibkan memiliki kampus fisik. Disebutkan pula, prosedur pemberian gelar doktor honoris causa dari UIPM ditujukan kepada individu berprestasi yang diakui sah oleh quality assurance higher education (QAHE) sebagai lembaga akreditasi internasional dan lembaga pendidikan dari Order of Kingdom Prussia.

Bagaimana aturannya di Indonesia?

Di Indonesia, aturan terkait pemberian gelar honoris causa terdapat dalam peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristek Dikti) Nomor 65 Tahun 2016 tentang Gelar Doktor Kehormatan serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Pasal 1 Permenristek Dikti 65/2016 menyebut, gelar doktor kehormatan merupakan gelar kehormatan yang diberikan perguruan tinggi yang memiliki program dokter dengan peringkat terakreditasi A atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau berjasa dalam bidang kemanusiaan.

Sementara dalam pasal 2 ayat (3) beleid yang sama disebutkan, tata cara dan syarat pemberian gelar doktor kehormatan diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.

Misalnya, dilansir dari hukumonline.com, di Universitas Gadjah Mada (UGM), seperti dikutip dari Peraturan Rektor UGM 792/2014 dalam pasal 4 disebut, pemberian gelar doktor honoris causa dilakukan dengan pengusulan dari dalam universitas dan luar universitas.

Dari dalam universitas, pengusulan ditujukan kepada rektor oleh dekan, setelah mendapat persetujuan senat fakultas. Sedangkan dari luar universitas dilakukan organisasi atau kelompok masyarakat yang kredibel kepada rektor. Rektor kemudian meminta dekan menindaklanjuti sesuai prosedur pemberian gelar yang berasal dari fakultas. Usulan itu mesti dilengkapi dengan pertimbangan kelayakan jasa atau bukti karya.

Sementara dinukil dari situs web UIPM Academy disebutkan, semua kandidat penerima gelar kehormatan yang dinominasikan bakal melalui proses peninjauan pihak UIPM. Ketika mempertimbangkan kandidat untuk gelar doktor kehormatan, UIPM mengaku bakal mempertimbangkan kontribusi dan prestasi luar biasa seseorang dalam hal budaya. UIPM juga menulis, untuk mempertimbangkan sebagai kandidat, dapat mengirimkan surat elektronik.

Siapa saja selebritas yang dapat honoris causa?

Raffi Ahmad disebut-sebut merupakan selebritas pertama Indonesia yang menerima gelar ini. Namun, ada sastrawan yang pernah menerimanya, yakni penyair WS Rendra. Rendra mendapatkan doktor honoris causa dari UGM pada 2008 atas dedikasinya terhadap sastra Indonesia.

Selain itu, ada sutradara Garin Nugroho Riyanto yang menerima gelar doktor kehormatan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada 2022 karena berkarya, mencipta, mengabdi, dan berkomitmen secara konsisten dalam bidang kesenian yang sangat luas.

Di luar negeri, cukup banyak selebritas yang menerima honoris causa. Telegraph menyebut beberapa nama selebritas yang mendapat gelar doktor kehormatan, antara lain rapper Kanye West yang menerima gelar tersebut dari School of the Art Institute; penyanyi Jon Bon Jovi yang menerima doktor kehormatan humaniora dari Monmouth University; boneka tokoh fiksi yang diciptakan Jim Henson, yakni Kermit the Frog menerima doktor kehormatan sastra amfibi dari Southampton College.

Lalu, ada penyanyi dan aktris Dannii Minogue menerima doktor kehormatan media dari Southampton Solent University; aktor William Shatner mendapat doktor kehormatan sastra dari McGill University; musikus Yoko Ono dapat doktor kehormatan hukum dari Liverpool University; dan petinju Mike Tyson menerima dokter kehormatan sastra humaniora dari Central State University. Akan tetapi, menurut Telegraph, mereka memiliki kredensial ilmiah yang meragukan.

Apa saja kelebihan memiliki gelar kehormatan bagi selebritas?

Dikutip dari Study International, individu yang menerima gelar doktor kehormatan mendapatkan dampak yang signifikan dalam karier atau bidang industri mereka. Mereka bisa memimpin inisiatif penelitian yang berdampak atau berpartisipasi dalam usaha keuangan, keagamaan, pemerintahan, sastra, atau seni.

Selebritas yang mendapatkan gelar doktor kehormatan bakal mendapatkan manfaat, seperti validasi atas kontribusi profesional dan intelektual mereka yang diberikan institusi pendidikan tertinggi, serta memberikan pengalaman kelulusan dalam bidang akademik. Selebritas juga memasukkan gelar itu sebagai bagian dari prestasi dan penghargaan.

Apakah gelar kehormatan bisa dicabut?

Dalam Pasal 4 Permenristek Dikti 65/2016 disebutkan, gelar doktor kehormatan bisa dicabut jika tidak memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan menteri ini. Namun, lagi-lagi aturan ini berbeda-beda setiap institusi.

Misalnya, dalam Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 74 Tahun 2022 disebutkan, gelar doktor honoris causa di Universitas Brawijaya bisa dicabut karena melakukan perbuatan tercela, pelanggaran integritas akademik, mendapatkan sanksi etik sedang atau berat, mendapatkan sanksi disiplin sedang atau berat, dan/atau mendapatkan sanksi pidana atas kejahatan yang dilakukan berdasarkan putusan pengadilan.

Contoh selebritas yang gelar kehormatannya dicabut menimpa rapper Sean John Combs alias P. Diddy. Gelar kehormatan dari Howard University yang diterima Diddy pada 2015 dicabut karena kasus kekerasan terhadap mantan pacarnya, Cassie Ventura. Dia juga dituduh terlibat dalam pemberian obat bius dan pemerkosaan.

Memang tak bisa dimungkiri, ada sebagian selebritas yang pantas menerima gelar kehormatan berkat dedikasinya. Namun, tak sedikit pula yang dinilai kurang layak mendapatkannya. Apalagi ada anggapan orang baisa tidak akan pernah menerima gelar kehormatan.

Menurut Study International, secara historis, gelar tersebut hanya diberikan kepada orang-orang yang berpengaruh dan kaya. Di sisi lain, lembaga pendidikan terkadang berpikir, mereka memberikan penghargaan atas prestasi luar biasa di bidang tertentu, sembari meraup keuntungan karena dikaitkan dengan individu yang berkuasa.

Gelar kehormatan, sebut Study International, telah lama dimanfaatkan untuk membina hubungan yang menguntungkan dengan individu atau negara dan organisasi. “Contoh termudahnya, bayangkan memberikan gelar doktor kehormatan kepada aktor terkenal,” tulis Study International.

“Nama mereka tidak hanya akan selalu dikenang dalam sejarah universitas, tetapi juga kemungkinan besar bakal menerima dana atau dukungan yang besar dari orang tersebut.”

Sementara itu, presiden Teachers College di Columbia University, Arthur E. Levine mengatakan, gelar kehormatan sebagian besar diberikan melalui sumbangan dan publisitas. “Terkadang diberikan kepada para donatur yang telah memberikan uangnya, terkadang digunakan untuk menarik selebritas agar wisuda menjadi istimewa,” kata Levine kepada The New York Times.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan