Sudah empat tahun Marisa Dika Andini hanya mengonsumsi sayur dan buah, tak lagi memakan makanan yang bersumber dari hewan. Ia menyebut dirinya seorang vegan. Istilah vegan adalah sebutan untuk orang yang mempraktikkan gaya hidup veganisme.
Veganisme sendiri punya definisi yang luas sebagai sebuah gaya hidup atau filosofi yang peduli dan mempraktikkan kehidupan tanpa segala bentuk ekspoloitasi hewan, baik penolakan mengonsumsi hewan untuk makanan, pakaian, maupun uji coba ada hewan. Ia memilih menjadi vegan karena ingin menerapkan pola hidup sehat dan ajakan dari teman satu kantor.
“Banyak manfaatnya. Saya kan pernah nanya sama dokter juga. Contohnya, (mencegah) stroke, darah tinggi, dan obesitas,” ujar karyawan di sebuah perusahaan di bilangan Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta itu kepada Alinea.id, Senin (29/4).
Tantangan terbesar yang ia hadapi, sulit menemukan makanan non-daging bila tengah ada di luar rumah atau kantor. Sebab, tak semua tempat makan menyediakan makanan vegan.
Di sisi lain, Marisa juga dihadapkan dengan pandangan beberapa temannya soal dirinya yang memilih hanya mengonsumsi sayur dan buah. “Pernah ditanya, ‘ngapain sih lo kayak gini (cuma makan sayur dan buah), menyiksa diri lo sendiri’,” ujar dia.
“Tapi ya kan ini kemauan kita. Cara kita beda-beda pastinya. Mungkin orang yang nanya kayak gitu kurang paham mengenai pola makan vegan. Ya saya kasih tahu pokoknya informasi mengenai kenapa saya jadi vegan.”
Lebih lanjut, Marisa menyarankan, seseorang yang ingin mencoba pola makan vegan agar perlahan terlebih dahulu. Tak langsung beralih total mengonsumsi sayur dan buah. “Harus ada prosesnya,” kata dia.
Sementara itu, dokter gizi klinik di Mayapada Hospital Bandung (MHBD) L. Arif Firiandri Yulius mengungkapkan, manfaat utama dari pola hidup vegan bagi kesehatan meliputi pengurangan risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes tipe 2.
“Pola makan vegan yang tinggi serat, rendah kolesterol, kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan telah terkait dengan peningkatan kesehatan jantung dan penurunan tekanan darah,” ucap Arif, Senin (29/4).
Untuk memastikan asupan protein yang cukup dalam pola makan vegan, menurut Arif, dapat mengandalkan sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, tempe, dan kedelai. “Mengombinasikan berbagai sumber protein nabati dapat membantu memenuhi kebutuhan asam amino yang esensial,” tutur Arif.
Sedangkan nutrisi penting yang perlu diperhatikan dalam pola makan vegan, antara lain zat besi, kalsium, vitamin D, vitamin B12, omega 3, asam lemak, dan protein. Sumber-sumber nabati yang kaya nutrisi ini, ujar Arif, mencakup sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, roti gandum, kacang-kacangan, dan suplemen. Lalu, sumber kalsium bisa digantikan dengan mengonsumsi sayuran hijau seperti brokoli dan kale, biji-bijian seperti chia dan wijen, serta produk nabati yang diperkaya dengan kalsium seperti susu nabati.
Untuk menyusun menu makanan yang seimbang dan variatif dalam pola hidup vegan, Arif menyarankan agar memperhatikan asupan nutrisi penting, seperti protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
“Kombinasikan berbagai sumber makanan nabati, termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, tahu atau tempe, dan rempah-rempah agar memperoleh variasi rasa dan nutrisi yang optimal, tutur Arif.
Tantangan dalam menerapkan pola hidup vegan, kata Arif, terkait kesulitan menemukan pilihan makanan vegan di luar rumah, penyesuaian dengan lingkungan sosial, dan memenuhi nutrisi tertentu seperti vitamin B12. Cara mengatasinya, dengan merencanakan makanan di rumah, membawa bekal sendiri, dan mencari informasi tentang makanan vegan.
Ia menilai, menjadi vegan secara umum dianggap baik bagi kesehatan karena pola makannya dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan konsumsi produk hewani. Akan tetapi, ia mengingatkan, penting memastikan nutrisi yang adekuat dan keseimbangan dalam pola makan vegan.
“Konsekuensi yang mungkin timbul, termasuk risiko defisiensi nutrisi tertentu jika tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi yang penting,” ujar Arif.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan dan konsultasi.”