close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Lebih dari 400-an milenial dari berbagai universitas se-jabodetabek hadir meramaikan konser #ReformasiDikorupsi. Alinea.id/Soraya Novika
icon caption
Lebih dari 400-an milenial dari berbagai universitas se-jabodetabek hadir meramaikan konser #ReformasiDikorupsi. Alinea.id/Soraya Novika
Sosial dan Gaya Hidup
Minggu, 27 Oktober 2019 00:47

Ratusan milenial gelar konser #ReformasiDikorupsi

Lebih dari 400-an milenial dari berbagai universitas se-jabodetabek hadir meramaikan konser #ReformasiDikorupsi.
swipe

Lebih dari 400-an milenial dari berbagai universitas se-jabodetabek hadir meramaikan konser #ReformasiDikorupsi.

Aksi yang dikemas melalui pendekatan seni dan budaya ini ditujukan untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang, sekaligus sebagai tindak lanjut atas aksi protes pemuda Indonesia terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah belakangan ini yang terkesan tak berpihak pada masyarakatnya.

"Lewat bermusik, kita ingin membangkitkan diskusi kritis, membangun wadah bagi aspirasi publik, dan menjadi ruang dialog yang reflektif bagi perjuangan melawan #ReformasiDikorupsi," ujar Penggagas Acara MENDESAK TAPI SANTUY Vol. #IndonesiaMemanggil Yoane Salim ditemui di Studio Palem, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10).

Lewat kegiatan damai semacam ini, Yoane berharap agenda kontrol sipil terhadap pemerintahan dan parlemen terpilih yang mulai efektif bekerja sejak 20 Oktober 2019 lalu dapat sedikitnya diberi ruang dan didengarkan demi kemaslahatan bersama.

"Konser ini ibarat penyemangat bagi para mahasiswa dan musisi yang hadir untuk menyalurkan aspirasi kritis mereka, terkait berbagai isu nasional terkini yang menyita perhatian publik, lewat wadah apa saja, dengan harapan ke depan, semakin banyaknya orang yang bersuara akan semakin didengar pemerintah," katanya.

Gerakan #ReformasiDikorupsi sendiri dimulai sejak pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dianggap bermasalah menjelang akhir masa jabatan para petinggi eksekutif dan legislatif seperti diundangkannya RUU KPK menjadi UU KPK serta diterbitkannya RKUHP dengan pasal-pasal 'ngawur'.

Sejak awal tagar ini disebarkan, pihak-pihak yang menggunakannya sepakat untuk menuntut pemerintah atas tujuh desakan utama.

Pertama, menolak sejumlah RUU bermasalah seperti RKUHP, Pertambangan Minerba, Pertanahan, Permasyarakatan, Ketenagakerjaan, mendesak pembatalan UU KPK, mendesak pengesahan RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Kedua, mendesak batalkan pimpinan KPK bermasalah pilihan DPR.

Ketiga, menolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil.

Keempat, setop militerisme di Papua dan daerah lain serta bebaskan tahanan politik Papua segera.

Kelima, mendesak menghentikan kriminalisasi aktivis.

Keenam, mendesak menghentikan pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera yang dilakukan oleh korporasi dan mendorong pidanakan korporasi pembakar hutan serta mencabut izinnya.

Ketujuh, menuntut tuntaskan pelanggaran HAM serta mengadili penjahat HAM, termasuk yang duduk di lingkaran kekuasaan.

Meramaikan agenda kali ini hadir beragam musisi di antaranya Humanimal, Westjamnation, Deugalih, Ananda Badudu, Oomleo Berkaraoke, Tashoora, Tuan Tigabelas, Adrian Adioetomo, Sisir Tanah, Jason Ranti, dan Bangkutaman. 

MENDESAK TAPI SANTUY volume sebelumnya hadir di beberapa titik termasuk kampus UIN Ciputat dengan penonton sebanyak 900 orang.

Para musisi, selain bermusik juga berdiskusi terkait kondisi politik terkini. Sejumlah line up yang hadir, mulai dari Jason Ranti, Sisir Tanah, Melanie Subono, Iksan Skuter, Fajar Merah, Cholil, Rara Sekar, Oscar Lolang, Eka Kurniawan, Adrian Yunan, Rival, Puti Chitara, Fahmi Ahmadi, hingga Efek Rumah Kaca. Pada kesempatan itu turut juga dilakukan nonton bareng (nobar) dokumenter Mosi Tidak Percaya 2 karya Watchdog.

Acara ini juga hadir dalam bentuk virtual (live streaming), lewat akun sosial media masing-masing seniman, seperti Instagram dan Twitter. 

Sedikitnya ada 14 line-up bersuaraewat live streaming yang memudahkan 12.000 penonton berpartisipasi tanpa terkendala jarak. 

Meskipun dalam bentuk virtual #ReformasiDikorupsi adalah topik yang terus diperbincangkan dan perlawanannya diperjuangkan melalui berbagai medium, termasuk medium digital. Konser digital dimulai selama 8 jam mulai dari jam 4 sore sampai 11 malam.

Sementara terkait pendanaan kegiatan ini, semuanya dilakukan secara swadaya dan gotong royong, dengan tidak mengenyampingkan kemungkinan donasi dari semua pihak. Transparansi kegiatan menjadi tolak ukur kegiatan ini dilangsungkan. 

Karena itu, MENDESAK TAPI SANTUY hadir untuk tetap mengajak warga Indonesia bahwa #ReformasiDikorupsi adalah gerakan inklusif di mana semua pihak bisa berperan, mengambil langkah aksi, berpartisipasi, untuk Indonesia yang lebih baik dan penuh dengan agenda kesetaraan. 

img
Soraya Novika
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan