close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 13 April 2021 12:43

Remaja harus juga memerhatikan asupan gizi loh!

 Ini karena mereka akan masuk dalam usia produktif, pasangan subur, dan usia bekerja.
swipe

Indonesia sudah masuk era bonus demografi. Di mana usia produktif angkanya lebih banyak dari nonpoduktif. Hal Ini perlu menjadi perhatian, terutama remaja dengan usia 10-18 tahun dari kemenkes, 10-24 tahun dan belum menikah dari BBKN, serta 10-19 tahun dari Unicef-Unfo-WHO.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, perlunya pendampingan pada masa remaja, karena jumlah 27,94% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan populasi terbesar. Untuk itu, generasi Z perlu mendapatkan bekal pendidikan yang cukup, karena dapat berpengaruh dalam peningkatan derajat kesehatan di masa mendatang.

"Mereka harus tumbuh menjadi generasi sehat dan cerdas sehingga nantinya bisa membentuk keluarga yang berkualitas," ucap dia dalam webinar, Selasa (13/4).

Salah satu pendampingan yang diperlukan, yakni mengenai pentingnya remaja menjaga gizi, sehingga dapat menurunkan potensi underweight, wasting, dan terutama stunting yang berpotensi naik saat pandemi Covid-19.

"Remaja juga perlu mempelajari nutrisi dan angka kecukupan gizi indvidu, sehingga para perempuan saat melahirkan tidak terjadi stunting pada bayi akibat kekurangan nutrisi ibu," kata dia.

Sementara dokter spesialis gizi klinik Sheena R Angelia menuturkan, 28% populasi gen Z menjadi sasaran strategi yang menjadikan investasi bangsa untuk 10 tahun mendatang. Ini karena mereka akan masuk dalam usia produktif, pasangan subur, dan usia bekerja.

"Tetapi nyatanya berdasarkan riset data 2018, 25,7% dari generasi Z memiliki status perawakan pendek bila dibandingkan dengan seusianya, begitu juga indeks status gizinya," tutur dia.

Oleh karena itu, generasi Z perlu segera memerhatikan perubahan pola makan dan perubahan gaya hidup, agar dapat menucukup angka kecukupan gizi individu. 

Generasi Z minimal harus memenuhi kebutuhan makan pokok atau karbohidrat kompleks sekitar 45%-60%, seyuran dan buah-buahan sebanyak 2-3 porsi per harinya, dan protein hewani nabati dengan lemak baik 25-30%, serta batasan takaran GGM (Garam, Gula, Minyak) yaitu 4-1-5.

"Asupan nutrisi optimal perlu lebih diperhatikan lagi untuk meingkatkan pola hidup yang sehat," tutur dia.

img
Indah Nawang Wulan
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan