Riset terbaru jurnal medis The BMJ, yang berbasis di Inggris, menyebutkan, konsumsi makanan ultraproses (ultra-processed food/UPF) dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, penyakit jantung, hingga kematian dini bagi laki-laki maupun perempuan.
UPF adalah formulasi makanan yang dibuat melalui serangkaian teknik dan proses industri. Makanan kemasan dan makanan beku, misalnya.
Studi tersebut meneliti pola makan lebih dari 200.000 laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat (AS). Hasil riset menunjukkan, ada keterkaitan yang kuat antara konsumsi UPF berlebihan dengan risiko kematian dini.
Hasil riset tersebut memperkuat argumen serupa yang telah sejak lama disampaikan Badan (WHO), American Cancer Society, dan American Institute for Cancer Research.
Di dalam studi tersebut, risiko penyakit, seperti kanker kolorektal, lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan. Menurut ahli epidemiologi kanker di Boston, Fang Fang Zhang, perbedaan tersebut dipengaruhi beberapa faktor.
"Masih belum diketahui mengapa ada perbedaan tersebut antara kedua gender, tetapi bisa terjadi karena faktor obesitas, hormon seks, serta metabolisme tubuh yang berbeda pada laki-laki dan perempuan," katanya, menukil CNN.
Sementara itu, dokter spesialis gastroenterologi, Dr. Robin Mendehlson, berpendapat, konsumsi UPF produk susu, seperti yogurt, justru dapat mengurangi risiko kanker pada wanita. Menurutnya, beberapa UPF tergolong sehat, contohnya produk susu olahan, yogurt, serta makanan whole-grain dengan kadar gula yang rendah.
Di Amerika, kalori sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat lebih besar diambil dari makanan UPF. Kadarnya, 58% untuk dewasa dan anak kecil 67%.
Di sisi lain, survei oleh Qraved yang melibatkan lebih dari 13.000 orang di Indonesia menyebutkan, sebanyak 92% responden menyadari makanan siap saji tidak baik dikonsumsi tubuh. Namun, sebanyak 52% responden di Jakarta masih memilih mengonsumsi junk food sebagai menu alternatif sarapan.
"Kita harus mulai mempertimbangkan mengganti makanan UPF dalam menu sehari-hari menjadi makanan yang sedikit diproses atau tanpa proses demi mencegah risiko kanker, obesitas, serta penyakit kardiovaskular lainnya," ujar Zhang, yang juga salah satu penulis jurnal The BMJ. (CNN)