Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menyebutkan, tren pariwisata Indonesia setelah pandemi Covid-19 akan bergeser. Wisatawan akan memprioritaskan aktivitas wisata yang mengusung konsep wellness. Konsep ini bakal makin matang jika dipadukan dengan pariwisata halal.
Konsep wellness dan halal ini mengemuka dalam International Conference bertajuk Welness Tourism: Journey for Healthy and Prosperous Life, Selasa (26/10). Konferensi internasional ini digagas PPHI bekerja sama dengan Bank Indonesia dan disiarkan langsung lewat saluran Youtube Bank Indonesia.
Wellness menurut Ketua Indonesia Wellness Institute Tendi Nuralam, dimaknai sebagai upaya untuk pencarian secara aktif dalam berbagai aktivitas, pilihan, dan gaya hidup yang mengarah pada kondisi kesehatan holistik.
Pandangan yang holistik akan membuat manusia memandang kebutuhan hidupnya secara lebih menyeluruh, yang meliputi kondisi tubuh, mental, dan pikiran. Kecenderungan ini kemudian memunculkan paradigma baru tentang wellness tourism, bahwa aktivitas manusia harus memenuhi paradigma yang berkembang, menjaga dan meningkatkan kesehatan, memupuk tanggung jawab individu, mencegah penyakit, dan terintegrasi dengan kehidupan.
Dengan demikian, akan terjadi perubahan latar belakang ketika seseorang melakukan perjalanan pariwisata dari sekadar menikmati hiburan menjadi wellness tourism.
Wisatawan akan melakukan perjalanan untuk memelihara, mengelola, meningkatkan kesehatan dan kondisi wellbeing. Motivasi melakukan perjalanan didasari atas keinginan untuk hidup sehat, pencegahan penyakit, mengurangi stress, pengelolaan kebiasaan gaya hidup yang buruk, dan mendapatkan pengalaman otentik.
Sementara itu konsep pariwisata halal akan mengarah pada kodrat manusia yang rahmatan lil alamin. Faktor tersebut akan mendorong manusia untuk mencari rahmat di alam semesta dengan jalan melalui pariwisata.
Wisata wellness pada prinsipnya merupakan perjalanan dengan tujuan mendapatkan keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa. Mindfull travel tidak sekadar perjalanan yang mengangkat kegiatan mindfulness secara praktis seperti yoga atau meditasi. Pariwisata ini akan mendekatkan wisatawan dengan kegiatan alam seperti kontemplasi dan berinteraksi dengan budaya setempat.
Pandemi Covid-19 juga memberi pengaruh pada banyak orang untuk menyadari pentingnya ketahanan mendapatkan udara yang berkualitas. Sebelumnya, peningkatan konsumsi suplemen dan obat-obatan selama pandemi juga memberi pengaruh soal gaya hidup sehat.
CEO Crescent Singapura Fazal Bahardeen memprediksi, 2022 menjadi tonggak Halal-Friendly Tourism pascadunia mengalami pemulihan dari pandemi Covid-19. Pariwisata halal ini juga merujuk pada jumlah anak muda muslim rentang 15-29 tahun akan mendominasi 30% penduduk dunia.
Untuk itu, diperlukan integrasi secara prinsip antara pariwisata halal dan wellness tourism. Dalam Halal Development Goals 2022, pariwisata halal perlu memenuhi sejumlah aspek yakni integrasi keyakinan dan keberagaman, kebudayaan, pendidikan, industri, inovasi, dan perdagangan.