Tim Pemberdayaan Masyarakat Bidang Dukungan Darurat Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Retno Asti Werdhani mengatakan, penting untuk melakukan tindakan deteksi dini pascaliburan. Terbebas dari Covid-19 bukan hanya soal persiapan sebelum liburan, tetapi setelahnya juga penting diperhatikan.
“Kami merekomendasikan agar masyarakat yang baru pulang berlibur melakukan karantina mandiri tiga hari sebelum akhirnya membaur lagi dengan lingkungan,” kata Asti di webinar Liburan Sehat, Anak Aman Covid-19 secara virtual melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (29/6).
“Karantina mandiri itu pun termasuk dengan melakukan tes antigen, terlebih jika ada di antara Anda di rumah yang pulang liburan menunjukkan gejala Covid-19, seperti batuk pilek,” tambahnya.
Upaya deteksi dini ini, katanya, amat penting khususnya pada anak-anak yang belum eligible menerima vaksin. Ketika mereka dipastikan baik-baik saja usai liburan, tentu akan melegakan hati orang tua.
“Tetapi, kalau si kecil pulang pulang malah sakit, jangan dianggap sepele. Terlebih jika gejalanya agak berat, maka segera datangi fasilitas kesehatan untuk mendapat pertolongan dan pengobatan,” katanya.
Penting juga untuk para orangtua agar melakukan karantina mandiri ini sebelum kembali ke rutinitas pekerjaan atau membaur dengan lingkungan sekitar. Sebab, jika Anda merasa sehat-sehat saja, tanpa tahu status Covid-19 yang sesungguhnya, ini bisa merugikan orang lain.
“Jadi, tidak ada salahnya lakukan tes Covid-19 inisiatif sendiri demi kebaikan keluarga di rumah maupun lingkungan sekitar. Ini membantu mencegah penyebaran virus yang mungkin dibawa dari perjalanan liburan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira menegaskan, selama dua tahun pandemi Covid-19 berlangsung, warga Indonesia sudah cukup belajar bahwa protokol kesehatan adalah upaya pencegahan infeksi paling mudah.
Ia mengibaratkan Indonesia sebagai ‘supermarket penyakit infeksi’ sehingga seharusnya, sudah akrab dengan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan.
“Selama dua tahun pandemi, salah satu yang kita juga pelajari adalah ternyata protokol kesehatan cara yang mudah, murah, efektif untuk mencegah infeksi. Indonesia ini bisa dikatakan adalah supermarketnya penyakit infeksi,” katanya.
“Kita punya berbagai macam infeksi yang sebagian besar dicegah dengan protokol kesehatan. Jadi apa yang sudah dicapai selama ini jangan dikendorkan, justru semakin dikuatkan,” tambahnya.