Saat Ramadan, makanan berbahan dasar tepung seperti bakwan, tahu, risol, atau yang dikenal dengan istilah gorengan, relatif banyak diburu sebagai hidangan berbuka puasa.
Namun ada kecemasan, kudapan ini mampu meningkatkan faktor risiko penyakit dan obesitas. Pasalnya, kadar minyak tinggi dalam gorengan yang kaya lemak jenuh dan kalori, bisa membahayakan kesehatan. Tudingan itu ditepis sebagian ahli gizi. Ternyata, berbuka puasa dengan gorengan sah-sah saja, asal tidak berlebihan.
Spesialis Gizi, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi MARS,MS,Sp.GK menjelaskan, pada dasarnya berbuka puasa boleh dengan apa saja, termasuk dengan gorengan. Namun masyarakat harus tetap memperhatikan kalori yang terdapat pada makanan tersebut.
"Berbuka puasa boleh dengan apa saja, tapi sebaiknya dipilih yang sesuai dengan kondisi kita," ujar dr. Cindiawaty saat dihubungi Alinea, Selasa (22/5).
Dia menyarankan alternatif pengganti kudapan berbuka selain gorengan. Menurutnya, lebih baik memilih hidangan pembuka yang dapat mengembalikan tenaga dengan cepat, yakni makanan atau minuman manis, seperti kurma, jus, dan kue. Selain hidangan manis, menu buka puasa sebaiknya harus mengandung gizi yang lengkap dan seimbang, sesuai kebutuhan kondisi tubuh masing-masing.
Misalnya, makanan itu mengandung karbohidrat yang bersumber dari nasi, roti, atau kentang. Pun dilengkapi dengan sumber protein yang terkandung dalam ayam, ikan, telur, tahu, tempe, dan lainnya. Tidak kalah penting, tubuh butuh pasokan vitamin, air, serta mineral yang banyak terkandung dalam sayuran dan buah-buahan.
"Jadi, sebaiknya lengkap. Tidak hanya misalnya pisang goreng atau tahu goreng saja. Air putih perlu kita penuhi sekitar delapan gelas dalam sehari," terangnya.
Cindiawaty menganjurkan publik untuk menghindari makanan terlalu pedas atau asam saat buka puasa, demi mencegah penyakit lambung.