close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Spider-Man: Into the Spider-Verse tayang di bioskop Indonesia pada 12 Desember 2018. /www.imdb.com.
icon caption
Spider-Man: Into the Spider-Verse tayang di bioskop Indonesia pada 12 Desember 2018. /www.imdb.com.
Sosial dan Gaya Hidup
Sabtu, 15 Desember 2018 22:00

Spider-Man: Into the Spider-Verse, film animasi komik apik

Film animasi yang mempertemukan Spider-Man dari dunia dan waktu berbeda.
swipe

Pernah berpikir kalau dunia ini paralel?

Spider-Man mengalaminya. Film terbaru Spider-Man: Into the Spider Verse, mempertemukan Spider-Man dengan lima Spider-Man lain yang berasal dari dunia berbeda.

Tokoh utama film ini bernama Miles Morales, anak remaja berkulit hitam yang tinggal di Brooklyn. Morales belajar di sekolah asrama ternama. Dia punya ketertarikan pada musik, grafiti, dan seni jalanan.

Spider-Man berkumpul

Morales adalah anak cerdas. Baginya, sekolah sangat membosankan. Dia bertahan di sekolah, karena ayahnya, Jefferson Davis Morales, yang seorang polisi sangat keras terhadapnya.

Morales malah dekat dan sangat percaya pada pamannya, Aaron Davis. Namun, ayahnya menyebut kehidupan Aaron amburadul, dan melarang Morales mengikuti jejaknya. Morales tetap tak peduli.

Suatu malam, dia kabur dari asrama dan menemui Aaron. Mereka pergi ke suatu tempat untuk membuat grafiti di dinding.

Saat itulah seekor laba-laba mutan menggigit Morales. Dia tidak menghiraukannya dan kembali ke asrama. Tak disangka, keanehan muncul pada dirinya. Lambat laun dia menyadari hal tersebut disebabkan si laba-laba.

Morales kembali ke tempat di mana laba-laba menggigitnya. Namun, dia menemukan hal lain. Spider-Man sedang berkelahi dengan musuhnya di sebuah laboratorium raksasa.

Meski beraksi dengan sangat lihai, tapi Spider-Man akhirnya mati di tangan musuh. Sebelum mati, dia berpesan kepada Morales untuk menghentikan Kingpin, musuh bebuyutannya, yang ingin membuka dimensi lain.

Para Spider-Man berkumpul untuk melawan sejumlah musuh besarnya. (www.imdb.com). 

Morales merasa terpukul melihat superhero mati di hadapannya, sekaligus memberinya amanat besar. Di sisi lain, masalah sengatan laba-laba belum selesai. Pada malam hari berikutnya, secara mengejutkan Morales bertemu Peter B. Parker, Spider-Man dari dunia lain.

Hingga empat Spider-Man lainnya muncul. Semuanya berasal dari dunia dan waktu yang berbeda. Ada Spider-Noir, Spider-Ham, Penny Parker, dan Spider-Woman.

Rupanya, ulah Kingpin membuka dimensi lain akhirnya mengundang para Spider-Man itu ke Brooklyn, dunia Morales saat ini. Para Spider-Man pun menyatukan kekuatannya untuk melawan Kingpin dan komplotannya.

Hal itu bukan perkara mudah. Mengingat harus ada yang tinggal untuk menutup lubang dimensi.

Pilihannya hanya Morales. Sebab, dia berasal dari dunia yang menjadi latar Into the Spider-Verse. Namun, Morales sebagai Spider-Man paling bungsu, belum siap melawan para villain atau musuh besar yang super sadis dan kuat tersebut.

Upaya bahu-membahu para Spider-Man yang berasal dari semesta berbeda itu dibumbui dengan berbagai drama. Namun, akhirnya masing-masing sadar, mereka tidak hidup sendirian. Di dunia yang paralel tersebut, ada Spider-Man lain yang berjuang menumpas kejahatan.

Pernah berpikir kalau dunia ini paralel?

Spider-Man mengalaminya. Film terbaru Spider-Man: Into the Spider Verse, mempertemukan Spider-Man dengan lima Spider-Man lain yang berasal dari dunia berbeda.

Tokoh utama film ini bernama Miles Morales, anak remaja berkulit hitam yang tinggal di Brooklyn. Morales belajar di sekolah asrama ternama. Dia punya ketertarikan pada musik, grafiti, dan seni jalanan.

Spider-Man berkumpul

Morales adalah anak cerdas. Baginya, sekolah sangat membosankan. Dia bertahan di sekolah, karena ayahnya, Jefferson Davis Morales, yang seorang polisi sangat keras terhadapnya.

Morales malah dekat dan sangat percaya pada pamannya, Aaron Davis. Namun, ayahnya menyebut kehidupan Aaron amburadul, dan melarang Morales mengikuti jejaknya. Morales tetap tak peduli.

Suatu malam, dia kabur dari asrama dan menemui Aaron. Mereka pergi ke suatu tempat untuk membuat grafiti di dinding.

Saat itulah seekor laba-laba mutan menggigit Morales. Dia tidak menghiraukannya dan kembali ke asrama. Tak disangka, keanehan muncul pada dirinya. Lambat laun dia menyadari hal tersebut disebabkan si laba-laba.

Morales kembali ke tempat di mana laba-laba menggigitnya. Namun, dia menemukan hal lain. Spider-Man sedang berkelahi dengan musuhnya di sebuah laboratorium raksasa.

Meski beraksi dengan sangat lihai, tapi Spider-Man akhirnya mati di tangan musuh. Sebelum mati, dia berpesan kepada Morales untuk menghentikan Kingpin, musuh bebuyutannya, yang ingin membuka dimensi lain.

Para Spider-Man berkumpul untuk melawan sejumlah musuh besarnya. (www.imdb.com). 

Morales merasa terpukul melihat superhero mati di hadapannya, sekaligus memberinya amanat besar. Di sisi lain, masalah sengatan laba-laba belum selesai. Pada malam hari berikutnya, secara mengejutkan Morales bertemu Peter B. Parker, Spider-Man dari dunia lain.

Hingga empat Spider-Man lainnya muncul. Semuanya berasal dari dunia dan waktu yang berbeda. Ada Spider-Noir, Spider-Ham, Penny Parker, dan Spider-Woman.

Rupanya, ulah Kingpin membuka dimensi lain akhirnya mengundang para Spider-Man itu ke Brooklyn, dunia Morales saat ini. Para Spider-Man pun menyatukan kekuatannya untuk melawan Kingpin dan komplotannya.

Hal itu bukan perkara mudah. Mengingat harus ada yang tinggal untuk menutup lubang dimensi.

Pilihannya hanya Morales. Sebab, dia berasal dari dunia yang menjadi latar Into the Spider-Verse. Namun, Morales sebagai Spider-Man paling bungsu, belum siap melawan para villain atau musuh besar yang super sadis dan kuat tersebut.

Upaya bahu-membahu para Spider-Man yang berasal dari semesta berbeda itu dibumbui dengan berbagai drama. Namun, akhirnya masing-masing sadar, mereka tidak hidup sendirian. Di dunia yang paralel tersebut, ada Spider-Man lain yang berjuang menumpas kejahatan.

Animasi komik keren

Into the Spider-Verse merupakan film animasi terbaik yang saya tonton sepanjang tahun ini. Film ini mampu menerjemahkan grafis komik ke dalam film animasi dengan sangat apik.

Singkat kata, saya seperti menonton komik. Potongan gambar yang biasa saya lihat di komik, kini diwujudkan ke dalam adegan film lengkap dengan audio visualnya.

Seluruh spektrum warna dalam visualnya menunjukkan film ini juga digarap dengan sangat serius dan memakai teknologi canggih. Dialog, pop-up suara, bahkan aksi yang biasanya hanya saya bayangkan ketika membaca komik Spider-Man atau lainnya, sekarang bisa disaksikan dari layar lebar.

Sebetulnya plot cerita dari film ini sangat biasa. Seperti superhero lainnya, premis dari film ini adalah superhero yang berusaha menghentikan aksi villain. Tentu saja pada akhirnya superhero yang akan menang.

Serupa dengan seri Spider-Man dan Amazing Spider-Man, karakter Peter Parker selalu digambarkan sebagai anak biasa yang sangat naif. Dia pintar, tapi lemah secara fisik, dan tidak punya pergaulan yang keren. Dengan kata lain, penokohan dalam film ini tidak terlalu berkembang.

Tokoh utama di film Spider-Man: Into the Spider-Verse adalah Miles Morales. (www.imdb.com).

Peter Parker yang diperankan Tobey Maguire di Spider-Man dan Andrew Garfield di Amazing Spider-Man berusaha keras menjadi superhero. Proses jatuh-bangun mereka menjadi drama tersendiri, meski akhirnya mereka berhasil menyelamatkan dunia. Miles Morales di Into the Spider-Verse juga melanjutkan karakter Peter Parker yang sudah ada.

Hal monoton lainnya adalah isu keluarga sebagai “bumbu” dalam film ini. Peter Parker punya paman yang keras dan bibi yang sangat disayanginya. Sedangkan Morales punya ayah seorang polisi yang sangat keras dan memaksakan kehendaknya. Meski di balik itu, ayahnya memiliki kelembutan hati yang menjadi penyemangat tersendiri bagi Morales.

Saya masih penasaran kenapa isu keluarga selalu dipaksakan masuk ke dalam film superhero seperti Spider-Man. Padahal, banyak konflik lain yang bisa diciptakan selain hal tersebut. Namun, mungkin begitu lah karakter Spider-Man terbentuk, dari keluarga dan lingkungan yang tak bisa menerima dirinya.

Karakter villain yang menarik

Serba-serbi Spider-Man. Alinea.id

Yang menarik dalam film ini justru karakter para villain Spider-Man. Saya malah jatuh cinta dengan para monster ini. Pengembangan karakter pada tokoh-tokoh ini terlihat berhasil. Beberapa penjahat sudah muncul dalam film Marvel terdahulu. Namun, versi animasi ini digarap dengan sangat bagus.

Green Goblin yang dalam film pertama Spider-Man diperankan Willem Dafoe, pada film animasi ini digambarkan dengan sosok monster hijau super besar. Kekuatannya tak perlu diragukan, karena dalam sekali gibas dia bisa menghancurkan gedung.

Prowler juga tak kalah menarik. Manusia setengah robot ini memiliki tubuh tinggi dan kuat. Dengan tangan besi yang tajam, dia siap mencabik para musuhnya. Larinya sungguh cekatan dan tak terkalahkan. Spider-Man sendiri bahkan tak bisa lari dari genggamannya.

Kingpin, atau memiliki nama asli Wilson Fisk, jadi yang terbaik. Professor jahat ini pertama kali muncul dalam Daredevil, salah satu film garapan Marvel juga. Kali ini Kingpin adalah bos besar yang memimpin para villain. Dia punya tubuh super besar dengan kepala kecil. Kekuatannya tak perlu diragukan. Bahkan, Peter Parker mati di tangannya.

4

Visual bagus, animasi baik, mampu menerjemahkan komik ke film, dan karakter villain keren. Namun, cerita membosankan dan mudah ditebak.

 

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan