Film Spider-Man: Far From Home secara garis besar seperti sengaja menumpahkan sebegitu besarnya tanggung jawab yang berisiko kepada Peter Parker. Di tengah duka yang belum mampu ia hilangkan atas kepergian Tony Stark atau Iron Man di film karya Marvel Cinematic Universe (MCU) sebelumnya, Avengers: Endgame.
Terutama, saat Peter Parker dipaksa mengendalikan semua teknologi milik Tony Stark melalui kecerdasaan buatan berdaya pemusnah massal bernama EDITH berbentuk kacamata. Bayangkan saja, teknologi secanggih dan berisiko tinggi itu diwariskan kepada seorang remaja labil tanpa meninggalkan instruksi yang jelas soal penggunaannya apalagi pengaman yang bisa mencegah kacamata itu berpindah tangan kepada pihak yang tidak bertanggung jawab. Sungguh, sembrono.
Sekuel Spider-Man: Homecoming ini justru merusak citra Tony Stark yang seolah ceroboh dan tidak belajar dari kegagalannya saat menciptakan Ultron di film Avengers: Age of Ultron.
Benar saja, dengan mudahnya EDITH pun menjadi milik musuh utama Spider-Man yaitu Mysterio atau Quentin Beck, seorang master ilusi. Tokoh antagonis bermuka dua ini berhasil memengaruhi Peter Parker untuk menyerahkan EDITH secara sukarela di tengah galau yang melandanya. Peter Parker yang ditinggal sendirian oleh seluruh anggota Avenger dibebankan tanggung jawab menyelamatkan dunia, yang otomatis merenggut kebahagiaan masa mudanya. Seluruh tanggung jawab itu semakin membingungkan Peter Parker mencari kesempatan menyatakan perasaanya kepada MJ.
Namun, Tony Stark tidak sendirian sebagai pihak paling bertanggung jawab atas kekacauan di film tersebut, nyatanya Nick Fury, mantan Direktur SHIELD, penting juga untuk disalahkan. Mengingat, dari awal dialah yang menipu Peter Parker dengan memerintah ras humanoid reptil Skrull dari film Captain Marvel, menyamar jadi Nick Fury dan Maria Hall. Sementara, Nick Fury pada post-credit film itu ditampilkan tengah berlibur dalam pesawat luar angkasa dengan bangsa Skrull lainnya.
Di samping itu, sedikit berbeda dari versi komiknya, dalam film ini, Peter Parker malah sempat bekerja sama dengan Quentin Beck menumpaskan The Elementals yang terdiri dari Hydron, Magnum, Zephyr, dan Hellfire. Padahal, dalam komik berjudul The Amazing Spider-Man, Mysterio tidak pernah sekalipun bersikap baik pada Parker. Mysterio selalu berusaha menjatuhkan Spider-Man dengan kemampuan ilusi dan permainan hologram ciptaannya. Bahkan sempat membangun ilusi bahwa bibi May telah meninggal untuk membuat Spider-Man menjadi gila.
Perbedaan kecil yang dibangun Jon Watts, sang sutradara film ini, berdampak fatal terhadap keseluruhan jalan cerita tersebut sekaligus menguntungkan bagi Marvel Studios.
Di satu sisi, disparitas itu menjadi akar dari segala kekacauan Peter Parker yang menjadikannya paria dan bukan lagi super hero di akhir film tersebut. Namun, di sisi lain membuat penonton malah semakin gregetan menanti karya lanjutan MCU.
Tak hanya itu, pada scene awal film ini, penonton telah disentil untuk berteori liar terkait masa depan dunia ciptaan Marvel Studio tersebut. Seperti yang tak diduga-duga ternyata jentikan jari Infinity Stones ala Iron-Man yang berhasil mengembalikan separuh warga semesta yang hilang, ternyata punya dampak lainnya terhadap Bumi. Salah satunya, beberapa karakter yang saat menghilang berusia muda, namun saat kembali malah menjadi lebih tua dari usia sebenarnya. Serta, kemungkinan lainnya yang berangkat dari penjelasan Nick Fury terkait kemunculan Mysterio dan The Elementals sebagai bukti hidup keberadaan dunia paralel.
Belum berhenti di situ, kehadiran Mysterio pun disebut-sebut bakal menjadi awal mula kemunculan Sinister Six di film Spider-Man selanjutnya. Sebagaimana diketahui, Sinister Six sendiri adalah kumpulan musuh Spider-Man yang dikisahkan dalam sumber aslinya, terdiri dari Mysterio, Chameleon, Shocker, Vulture, Scorpion dan Green Goblin yang merupakan alter ego Osborn.
Bagian pemanis lainnya juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Dalam film ini, cukup banyak ditampilkan teknologi canggih yang sukses mengundang decak kagum penonton. Mulai dari kostum Spider-Man yang di upgrade sendiri oleh Peter Parker di pesawat autopilot Quinjet hingga pada suguhan kecanggihan Binarily Augmented Retro-Framing (BARF) ciptaan Tony Stark yang dimanfaatkan Mysterio sebagai pencipta the Elementals.
Easter Egg ala MCU yang disematkan juga berhasil menanamkan kesan menyenangkan dalam film ini. Salah satunya ada dalam balutan subplot romansa yang memasangkan Ned Leeds dan Betty Brant sebagai pasangan remaja kasmaran. Keduanya berpacaran dalam waktu begitu singkat, yakni hanya sepanjang liburan sekolah mereka di Eropa. Sekembalinya mereka ke Amerika, keduanya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan gaya bijak seakan-akan mereka sudah dewasa dan sudah berpengalaman.
Sedangkan, pesan moral yang disampaikan dari film ini senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan jaman yang kita temui sehari-hari saat ini yakni lewat trik demagog ala Mysterio dan timnya. Menciptakan musuh bagi seluruh pihak sekaligus menjadikan dirinya (Mysterio) sebagai pahlawan hanya demi kekuasaan dan kepentingan saja.