Setelah mengalami hari yang menegangkan, Anda mungkin berharap bisa mendapatkan penghiburan saat tidur. Namun sebuah studi baru dari Inggris menunjukkan bahwa pengalaman yang menegangkan justru dapat masuk ke dalam mimpi Anda.
Melansir livescience.com, temuan yang dipublikasikan di jurnal Motivation and Emotion, pada 30 November 2017, menunjukkan, Anda tidak bisa terlepas dari tekanan saat tidur. Di samping itu, perasaan kesepian yang muncul dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menyusup ke mimpi Anda.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ada sesuatu tentang pikiran yang memegang pengalaman sosial sangat kuat. Jika kehidupan kita sangat menantang, hal itu tampaknya berulang kali hadir kembali kepada kita dalam bentuk mimpi," kata Netta Weinstein, penulis utama studi sekaligus dosen senior psikologi sosial di Cardiff University, Inggris.
Dalam studi tersebut, para peneliti mencari hubungan antara pengalaman mimpi orang dengan tiga kebutuhan psikologis yang terpenuhi atau tidak. Tiga kebutuhan tersebut yaitu the need to feel competent, the need to feel autonomous, dan the need to feel related to other people.
Arti dari the need to feel competent adalah kebutuhan untuk merasa kompeten di manapun, termasuk di tempat kerja. Sedangkan the need to feel autonomous merupakan kebutuhan untuk tidak merasa tertekan dalam melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara itu, the need to feel related to other people yaitu kebutuhan untuk merasa terhubung dengan orang-orang dekat di dalam kehidupan.
Para peneliti melakukan dua percobaan terpisah. Pada percobaan pertama, mereka meminta sekelompok siswa untuk mengingat kembali mimpi yang sering berulang. Kemudian, para peneliti membandingkan mimpi tersebut dengan kejadian nyata dalam kehidupan siswa, dan apakah kebutuhan psikologis mereka terpenuhi.
Pada percobaan kedua, para peneliti meminta 110 siswa untuk mencatat mimpi mereka selama tiga malam berturut-turut. Namun sebelum itu, para siswa harus melaporkan kejadian penting setiap hari. Para periset menemukan, muatan emosional dari mimpi sering berhubungan dengan pengalaman frustasi. Frustasi yang terjadi berkaitan dengan tiga kebutuhan psikologis yang mereka alami saat siang hari.
"Ketika orang memiliki pengalaman menjengkelkan dalam kehidupan sehari-hari, mereka memiliki mimpi bahwa mereka merasa stres, sedih, atau frustrasi," kata Netta.
Netta melanjutkan pihaknya juga menemukan beberapa bukti bahwa seseorang yang bermimpi diserang oleh orang lain, dikurung, atau berulang kali gagal melakukan sesuatu, dapat dikaitkan dengan pengalaman frustrasi di siang hari. Studi ini merupakan pendekatan luas untuk memeriksa bagaimana pengalaman negatif dalam kehidupan sehari-hari bisa masuk ke dalam mimpi. Pengalaman tersebut juga bisa berdampak negatif pada kualitas tidur. Bahkan, para periset menemukan bahwa orang-orang dengan kehidupan yang kurang memuaskan dan lebih stres melaporkan mimpi stres berulang kali.