Saat ini industri musik tanah air mulai didominasi lagu-lagu asing. Dari Amerika Serikat, Inggris, sampai Korea. Secara tidak sadar, banyak anak muda Indonesia akhirnya memuja budaya bangsa lain dan lupa indentitas bangsanya sendiri.
Kekhawatiran itu membuat Swara Gembira hadir untuk menularkan semangat rasa nasionalisme lewat pergelaran karya. Swara Gembira beridentitas sebagai paguyuban muda-mudi yang memiliki misi memperjuangkan seni budaya Indonesia. Paguyuban ini berdiri sejak 25 Maret 2017.
Oi, selaku penggagas Swara Gembira mengatakan, tengah berusaha merangkul para insan seni untuk mengembangkan budaya Indonesia.
"Misi Swara Gembira untuk mengapresiasi para seniman, pencinta film, segala pecinta seni untuk mengembangkan seni budaya Indonesia. Jangan sekedar dihadirkan, terus sudah. Harus terus, tiada henti. Kita harus dikenal," ujarnya saat ditemui di Maker Fest 2018 Jakarta.
Bukan hanya itu, Oi pun bermimpi bisa menginternasionalkan budaya Indonesia.
"Sekali-sekali kita ingin gak sih bermimpi di setiap 17 Agustus di Inggris, bocah Inggris gitu jalan naik sepeda ontel pake kain Indonesia, kain lurik. Karena secara jumlah, (Indonesia) lebih besar pasarnya. Jadi, kita seharusnya bisa (dikenal dunia). Secara, Indonesia senimannya lebih banyak, lebih kaya," kata pria kelahiran 25 Februari 1993 ini.
Belum lama ini, Swara Gembira sukses menyelenggarakan Hip-hip Hura. Sebuah pertunjukan kolosal yang menggabungkan seniman, mulai dari seni musik, tari, dan sandirwara dalam balutan lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Chirsye.
Adapun alasan Swara Gembira menggaungkan karya Chriyse lantran penyanyi legenda tersebut merupakan salah satu maestro di Indonesia yang karyanya terus abadi dan hangat di telinga masyarakat.
Terlebih, kata Oi, sosok Chrisye sudah banyak digemari dan merasa bahwa karya-karyanya sangat menarik untuk generasi muda, terutama milenial untuk bisa mengetahui seni budaya Indonesia dalam kemasan hiburan.
Tak hanya itu, Chrisye kerap kali selalu menghadirkan kebudayaan Indonesia melalui video klip lagu-lagu yang dia tenarkan. Tentu hal ini sejalan dengan misi Swara Gembira.
"Lagu Chrisye, seperti lagu 'Kala Cinta Menggoda', itu lagunya ada irama keroncongnya. Sehingga cocok, kalau kita gabungkan dengan tarian khas Indonesia yang kita kembangkan," tuturnya.
Melihat perkembangan musik sekarang, Oi pun mengapresiasi karya para musisi masa kini. Hanya saja, kata dia, alangkah lebih baik untuk tidak menghilangkan akar kebudayaan bangsa Indonesia.
"Jujur secara mutu, lima tahun belakangan ini industri musik sedang mendidik pasar kita. Yang tadinya mengalami kejenuhan menjadi keterbukaan. Tinggal menurut saya balik ke akar kebudayaan Indonesia," ungkpanya.
"Kita harus menciptakan aliran musik khas Indonesia yang bisa diterima oleh kalangan muda, maupun pencinta musik zaman sekarang. Musisi Indonesia harus menciptakan juga aliran-aliran masa kini yang rasanya Indonesia."
Oi berharap suatu saat musik khas Indonesia bisa dikenal sampai dunia Internasional, dan terus berkembang tanpa digerus zaman.
"Selayaknya Inggris yag memajukkan musik rock. Selayaknya K-Pop yang punya aliran musik sendiri. Bollywood juga demikian. Indonesia harus seperti itu," ujarnya.