close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Maudy Koesnaedi bersama koleksi tanamannya/Foto maudykoesnaedi instagram.
icon caption
Maudy Koesnaedi bersama koleksi tanamannya/Foto maudykoesnaedi instagram.
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 28 September 2021 19:05

Tanaman hias jadi ladang bisnis, Maudy Koesnaedi ikut bantu petani

Tanaman bisa memberikan hal-hal menyenangkan dan berbagai manfaat lainnya.
swipe

Tren menanam tanaman hias tetap populer sejak awal pandemi Covid-19. Ikut mengoleksinya, artis cantik Maudy Koesnaedi menyebut tanaman hias bisa menjadi ladang bisnis.

Bahkan, Maudy bersama teman-temannya di komunitas Geng Ijo ikut membantu menjual tanaman petani-petani dengan mempromosikannya melalui Instagram.

“Tapi dari Instagram itu kan juga perlu dikenalkan, karena kalau pengikut (Instagramnya) tidak terlalu banyak, tidak efektif juga mereka. Akhirnya kami juga sering membantu teman-teman para petani untuk siaran langsung melalui Instagram bersama-sama,” katanya dalam Alinea Forum "Tanaman Hias Kalimantan", Selasa (28/9/2021).

Bintang Film Si Doel The Movie ini tak menampik tanaman hias bisa menjadi ladang bisnis. Namun, dia memberi beberapa masukan agar tanaman hias di terima di pasar.

Pertama, Maudy menyarankan sebaiknya ibu-ibu PKK yang membantu mempromosikan tanaman petani juga dibekali informasi mengenai tanaman yang akan dijual, termasuk bagaimana cara merawatnya. Hal ini agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari calon pembeli.

Kedua, administrasi pengiriman. Maudy mengungkapkan, terkadang para petani tidak dapat mengemas tanaman dengan baik dan benar, sehingga perlu edukasi dan pengetahuan agar pelanggan dapat menerima tanaman dengan puas.

“Bagaimana untuk bisa mengemas tanamannya supaya nilainya baik dan juga tidak mengecewakan pembelinya. Karena saya sebagai pembeli amatiran, pasti suka nanya-nanya nih, jadi sebaiknya juga bisa dijawab,” jelas Maudy.

Ketiga terkait alam dan proses distribusi. Menurut Maudy, pengiriman tanaman yang terlalu lama sebaiknya disiasati dengan berbagai cara agar tanaman tidak mati dalam perjalanan karena faktor alam, salah satunya perbedaan suhu saat pengiriman.

“Jadi, sebenarnya kalau bisa dijadikan bisnis itu betul. Tapi saya berharap mungkin teman-teman yang sudah menjadi pakar bisa sharing-sharing informasi juga kepada ibu-ibu yang akan memulai bisnis tanaman ini,” ungkapnya.

Awal mula menyukai tanaman

Maudy kemudian menuturkan awal mula menyukai tanaman, yakni sejak Covid-19 melanda. Sejak ia lebih sering di rumah, dan menyadari bahwa rumput di sekitar sudah botak dan banyak tanaman liarnya.

Sejak pandemi melanda, dia mulai belajar mengenal tanaman dari awal. Selain itu, Maudy juga bertemu dengan teman-teman pecinta tanaman yang dikenal dengan Geng Ijo secara tidak disengaja.

“Dari situ saya terbantu sekali dengan informasi-informasi bagaimana merawat tanaman. Kemudian, tau juga siapa-siapa aja yang perlu diikuti di Instagram untuk melihat perkembangan perawatan (tanaman),” katanya.

Saat dikirim tanaman, ia merasa bertanggung jawab untuk merawatnya. Jadi, setiap dikirim jenis yang berbeda, Maudy harus kembali “berkenalan” dengan jenis, dan menyesuaikan diri dengan cara perawatannya.

Biasanya dia mendapatkan info-info tanaman melalui Geng Ijo-nya. “Karena dikasih dan kayak punya tanggung jawab, jadi saya merawat sepenuh hati, dan biasanya tanaman yang di kasih lebih subur daripada tanaman yang saya beli sendiri,” ungkapnya.

Menurutnya, tanaman bisa memberikan hal-hal yang menyenangkan dan berbagai manfaat lainnya. Menanam, lanjut dia, bisa mendewasakan diri untuk lebih ikhlas.

Ia mengaku mencintai tanaman tanpa harapan-harapan tinggi, menjalani serta menerima semua proses yang terjadi dari tanaman itu.

img
Silvia Ng
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan