close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pexels
icon caption
Ilustrasi. Pexels
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 28 September 2021 20:40

Tanaman hias tak sekadar untuk dikoleksi

Seperti fesyen, tren tanaman hias juga mengalami perubahan setiap tahunnya.
swipe

Sebagian besar masyarakat menghabiskan waktu di rumah saat pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya mereka pun akhirnya keranjingan mengoleksi tanaman hias saat mengisi waktu luang.

Bertambahnya jenis tanaman hias yang beragam, unik, dan indah semakin membuat banyak orang memilih merawat dan mengoleksinya baik untuk tambahan interior rumah maupun lainnya.

Kolektor tanaman hias, Handry Chuhairy, menyatakan, beberapa tren tanaman hias pernah berkembang di Indonesia dan digemari milenial. Vertical garden, ornamental PlantsPatio garden, foliage plants trend urban Jungle (2018), Aroid plants (2019), hingga interior urban jungle (2020), misalnya.

Menurutnya, tanaman hias tetap menjadi tren hingga kini. Yang berkembang pada tahun depan diyakini berbeda dengan sebelumnya.

Pada 2021, tanaman hias umumnya menjadi gaya hidup (lifestyle). "Tren untuk tahun 2022 itu berubah menjadi seperti fashion (mode)," ujarnya dalam Alinea Forum bertajuk "Tanaman Hias Kalimantan, Ladang Bisnis Sukses hingga Jadi Jutawan", Selasa (28/9).

“Endemik di Indonesia merupakan salah satu yang sedang di buru. Di habitat, timbul (tanaman hias) bermutasi dalam bentuk dan juga warna. Dari warna ini pun banyak, ada keluar varigata warna putih, warna kuning, maupun varigata marble, dan lain sebagainya. Jadi, ini seperti kayak mode/fashion yang mengikuti terus," imbuhnya.

Beberapa jenis tanaman hias diprediksi bakal menjadi tren tahun depan dan berpotensi menarik perhatian, seperti Rhaphidophora, Amydrium, Scindapsus, Cyrtosperma, Alocasia, dan Homalomena.

Handry melanjutkan, merawat tanaman hias bukanlah hal mudah. Beberapa hal harus diperhatikan kolektor, petani, ataupun yang memilikinya.

Pertama, memperhatikan media tanam. Pastikan porous, tidak asam, dan sesuaikan dengan bahan-bahan yang mudah di dapat agar tidak menambah biaya perawatan.

Kedua, penyiraman. Jumlah air yang dipakai harus disesuaikan dan diupayakan keluar dari bawah pot.

Ketiga, penempatan dan pemilihan pot. Pastikan penempatan tanaman disesuaikan dengan suhu dan sinar matahari. Pot yang dipakai pun harus sesuai dengan besar tanamannya.

Keempat, pemupukkan. Pastikan dilakukan secara rutin dengan menggunakan pupuk yang sesuai dan memiliki kandungan hara makro dan mikro. Sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum matahari bersinar terik. 

Selanjutnya, hama. Para pemilik disarankan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan tanaman hiasnya guna mencegah munculnya hama. Memilih tempat dengan sirkulasi udara yang baik dan penyemprotan fungisida jika tanaman terkena jamur/bakteri, contohnya.

Terakhir, pemangkasan atau memperbanyak. Upaya menduplikat tanaman sebaiknya dengan penyilangan dari biji, daun, atau bunga. Namun, pastikan agar indukan tanaman sudah besar.

“Proses perbanyakan ini dilakukan selama 9-18 bulan agar bisa beradaptasi daripada bentuk perform, yang kemudian kita bisa release ke pasar. Inilah yang kita minta agar teman-teman yang ketemu (tanaman hias) di habitat baru bisa jual setelah miliki duplikat," urainya.

Memperbanyak tanaman dapat dilakukan dengan berbagai faktor. Salah satunya, jumlahnya di habitat asalnya tidak banyak bahkan kehilangan spesies unggulnya jika secara terus-menerus diambil secara langsung.

“Hutan itu sangat terbatas. Kalau bisa jangan membabat hutan, menjarah hutan, hanya untuk keuntungan bisnis semata. Sebaiknya kita juga harus melestarikan lingkungan. Kita ambil secukupnya lalu kita perbanyak," tuturnya.

img
Clarissa Ethania
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan