Teknologi rumah pintar menjadi kebutuhan baru

Pada zaman sekarang, sebagian masyarakat mencari cara untuk lebih efisien dalam pengelolaan rumah, salah satunya dengan menggunakan teknologi rumah pintar.

Teknologi ala cara yang terotomatisasi dan cerdas sudah ada di pasar sejak lama, seperti Amazon Echo dan Google Home.

Sistem otomatisasi rumah marak di terapkan dengan menggunakan lampu sensor gerak, seperti remote control, pembuka garasi otomatis, termostat dan terapan sistem keamanan.

Berdasarkan survei umum, dengan sistem rumah pintar, orang dapat menghemat hingga sekitar 30 menit per hari, yang kira-kira 'satu setengah minggu' per tahun.

"Asia Pasifik memiliki salah satu pertumbuhan pasar rumah pintar tertinggi dengan perkiraan CAGR sekitar 31% pada periode 2019-2025," kata Head of Research & Consultancy Savills Anton Sitorus dalam keterangannya.

Di Indonesia, Sinarmas Land dan Ciputra merupakan pengembang terdepan dalam produk rumah pintar dengan prakiraab lebih dari 8.000 unit rumah pintar telah dikembangkan di seluruh negeri.

Indonesia dianggap sebagai salah satu pelari teratas karena permintaan yang tinggi, dengan Jakarta dan Bali sebagai dua wilayah utama dengan pertumbuhan yang signifikan.

Berdasarkan laporan Lamudi pada 2020, 42% pencari properti di Indonesia adalah kaum milenial. Dengan pertumbuhan yang pesat dalam konektivitas internet di Indonesia, sebagian dipercepat oleh pandemi Covid-19 kami mengharapkan lonjakan permintaan untuk sistem rumah pintar di masa depan.

Secara keseluruhan, diyakini pasar rumah pintar di masa depan di Indonesia akan berkembang pesat. Karena semakin banyak orang yang peduli tentang lingkungan dan kesejahteraan mereka, sementara pada saat yang sama menuntut efisiensi dan kenyamanan yang lebih tinggi, rumah pintar akan muncul sebagai pilihan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan rumah konvensional biasa.