Pekerja pemula dengan penghasilan minim biasanya ragu untuk berinvestasi. Ada tiga pilihan investasi bagi pekerja pemula dengan penghasilan minim.
Head of Sales and Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia Steven Satya Yudha mengatakan jenis investasi reksa dana, asuransi, dan properti bisa menjadi pilihan bagi pekerja pemula.
"Karena reksa dana bisa start dengan nominal kecil Rp100.000-Rp200.000. Saat mulai pun nggak langsung gede, bisa 10% dari income yang di dapat," kata Steven di Jakarta, belum lama ini.
Steven mengatakan kebanyakan para pekerja pemula beranggapan investasi bisa dilakukan di lain waktu. Padahal, investasi sejak muda justru bisa mendukung keuangan yang sehat dan lebih stabil di masa yang akan datang.
Menurut dia, generasi muda juga tidak perlu khawatir dengan modal yang besar saat ingin berinvestasi. Sebab, saat ini, investasi bisa dilakukan hanya dengan modal yang minim dan ramah kantong. Bahkan mulai dari Rp10.000 untuk investasi jenis reksa dana.
"Pola pikir harus berubah dan melihat apa yang dilakukan negara maju. Sehingga start invest as early as possible,” kata dia.
Sebenarnya, kata Steven, jika seseorang sudah menyisihkan investasi terlebih dahulu, maka porsi konsumsi akan tertekan. Hal tersebut yang bisa menyeimbangkan finansial para pekerja muda.
Lebih lanjut, Steven memberi saran, untuk memulai investasi properti, hal sederhana yang dilakukan terlebih dahulu adalah membeli properti di wilayah yang familiar. Artinya, calon investor sudah mengetahui keadaan lingkungan tersebut.
"Yang penting dekat saja dulu dengan kita (calon investor),” kata dia.
Selain tiga instrument investasi tadi, Steven menyebut asuransi kesehatan penting untuk dimiliki sejak usia dini. Sayangnya, kebanyakan orang Indonesia belum menyadari hal tersebut.
“Karena ini yang nilainya makin lama makin mahal,” kata dia.
Meskipun banyak para pekerja yang mendapatkan fasilitas asuransi swasta dari kantor maupun dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), menurut Steven, tidak ada salahnya jika memiliki asuransi kesehatan yang lebih baik.
"Kalau bicara BPJS ada keterbatasan. Bicara asuransi kantor pun ada limitnya. Saya merasa apa yangg ditanggungkan oleh perusahaan itu tidak cukup. Sehingga menurut saya ada baiknya tetap bikin (asuransi kesehatan)," kata Steven.