Akhir October menjadi hari yang paling dinantikan oleh anak-anak, karena mereka akan mendapatkan permen di hari Halloween. Perburuan dari rumah ke rumah selalu dilakukan oleh mereka, hanya saja semenjak Covid-19, kebiasaan ini harus sedikit berubah.
Sarah Schwimmer (54) yang berasal dari New Jersey ini, biasanya akan membukakan pintu dan meletakkan permen dan coklat di tangan mereka yang menggunakan konstum untuk trick or treat, tetapi tahun ini dirinya merubah hal tersebut dengan menembakkan permen dari jarak 10 kaki atau tiga meter yang dipasang sebagai sistem pengiriman jarak sosialnya.
“Semuanya telah berubah untuk anak-anak, jadi apa pun yang dapat kami lakukan untuk menjaga kegembiraan itu penting,” ucapnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), telah menyarankan kegiatan Halloween “berisiko tinggi” untuk terinfeksi Covid-19. Mengunjungi rumah hantu, menaiki hayrides dengan siapapun, dan kontak langsung dengan para peminta trick or treat.
Untuk itu, CDC menganjurkan untuk melakukan social distancing dan mengenakan topeng untuk mengurangi, serta menurunkan risiko penyebaran virus melalui pernapasan. Larangan tersebut diumumkan di kota-kota besar seperti Los Angeles dan kota kecil seperti Longmeadow dan Massachusetts. Bahkan perjalanan tahunan penunggang kuda tanpa kepala melalui desa Sleepy Hollow, New York telah dibatalkan. Acara tradisional tersebut dilakukan guna memperingati cerita pendek klasik Washington Irving yang berusia 200 tahun, “The Legend of Sleepy Hollow”.
Halloween and Costume Association yang bekerja dengan Harvard Global Health Institute, merilis peta Covid-19 berkode warna di Amerika Serikat, untuk membantu orang tua menentukan tingkat risiko di komunitas lokal mereka. Zona bahaya teratas di Halloween2020.org, di antaranya termasuk Dakota Utara, Dakota Selatan, Wisconsin, Montana, dan Idaho.
Kendati begitu, Gedung Putih mengatakan perayaan Halloween akan terus berlanjut, tetapi acara praliburan pada Minggu menginstruksikan semua tamu berusia dua tahun atau lebih, untuk tetap menggunakan masker dan menjaga jarak sosial.
Selain itu, pakar medis juga mencoba meminimalkan penyebaran virus tersebut dengan membatalkan kegiatan Halloween. Hal ini dikarenakan dapat membahayakan kesehatan mental, khususnya bagi anak-anak yang sudah cemas atas pandemi yang telah mengganggu sekolah, kunjungan keluarga, dan waktu bersama teman.
Menurut Schwimmer, dirinya akan mengenakan topi penyihir lancip yang sudah usang ketika dia bertengger di jendela lantai dua di salah satu ujung pipa PVC, mengirimkan permen ke arah trick-or-treater.
“Saya pikir kita bisa merayakannya dengan aman tanpa membatalkan seluruh acara,” kata Schwimmer, seorang guru kelas lima.
“Menemukan kegembiraan di mana pun kita bisa dalam keadaan ini. Saya tahu itu pentin dalam kehidupan pribadi dan profesional saya. Saya pikir itu juga sangat penting bagi anak-anak,” kata dia.