Pencarian sedang berlangsung setelah seorang pendaki Singapura hilang setelah mencapai puncak Gunung Everest akhir pekan lalu.
Shrinivas Sainis Dattatraya, seorang direktur eksekutif di perusahaan real estat Jones Lang LaSalle, berangkat dari Singapura ke Nepal untuk mendaki puncak tertinggi di dunia bulan lalu dan dijadwalkan pulang pada 4 Juni, The Strait Times melaporkan.
Namun, keluarganya terakhir mendengar kabar darinya pada pukul 15.30. pada hari Jumat dan belum bisa menghubunginya sejak itu. Mereka telah menjangkau pemerintah terkait.
Shrinivas adalah bagian dari ekspedisi yang diselenggarakan oleh Seven Summit Treks, sebuah perusahaan Nepal yang menawarkan pendakian berpemandu ke Gunung Everest dan pegunungan lainnya. Dia dilaporkan terakhir berhubungan dengan petugas base camp di sekitar 8.500 m.
Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan Komisi Tinggi Singapura di New Delhi telah melakukan kontak dekat dengan keluarga Shrinivas, otoritas lokal di Nepal dan layanan medis darurat.
Seorang pendaki asal Malaysia dan China baru-baru ini meninggal di Gunung Everest, sehingga jumlah kematian di gunung tersebut pada musim pendakian ini menjadi sembilan orang, AFP melaporkan pada hari Jumat.
Rata-rata, sekitar lima pendaki meninggal di Gunung Everest setiap musim semi. Tapi tahun ini, jumlah korban hampir dua kali lipat, sedikit lebih dari setengah musim.
Area di atas 8.000 m dikenal sebagai 'zona kematian', di mana udara tipis dan kadar oksigen rendah meningkatkan risiko penyakit ketinggian dan medannya terkenal sulit.
Nepal telah mengeluarkan 478 izin pendakian Everest bagi pendaki asing musim ini, yang berlangsung hingga awal Juni.