close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 24 September 2021 19:13

Atasi cyberbullying, Uni Eropa luncurkan EU Social DigiThon 2021

Uni Eropa komitmen pada perlindungan hak-hak anak. Sebab, memiliki potensi menjadi agents of change dan adalah pemimpin masa depan.
swipe

Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan kompetisi EU Social DigiThon 2021 dengan tema "Melawan Perundungan secara Digital Terhadap Anak" (Tackling Cyberbullying Towards Children).

Kompetisi yang digelar untuk Indonesian Cybercrime Combat Center (IC4), Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA), dan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia). 

Seperti tahun sebelumnya, EU Social DigiThon mangajak, para inovator muda Indonesia untuk mengembangkan solusi kreatif berbasis teknologi untuk membantu mengatasi persoalan perundungan secara digital pada kalangan anak.

Uni Eropa berkomitmen terhadap perlindungan hak-hak anak. Anak-anak memiliki potensi untuk menjadi agents of change dan adalah pemimpin masa depan. Lebih dari satu tahun setelah pandemi Covid-19, anak-anak masih menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak besar dalam menghadapi normal baru.

Dengan sebagian besar aktivitas dilakukan secara daring, platform-platform digital sekarang digunakan untuk tujuan pendidikan dan pribadi. 

Sayangnya, peningkatan aktivitas digital ini juga terdapat peningkatan kasus cyberbullying atau perundungan daring, yang di Indonesia merupakan salah satu isu utama yang berdampak negatif pada kesejahteraan anak.

Tahun ini, Social DigiThon diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian acara EU4HumanRights yang memperingati Hari Hak Asasi Manusia 2021. 

Seperti edisi sebelumnya, Uni Eropa berharap, acara ini dapat memicu kepedulian yang lebih tinggi dari pemuda Indonesia untuk menemukan solusi berbasis teknologi dalam konteks nyata.

Pendaftaran peserta EU Social DigiThon 2021 dibuka mulai 24 September sampai 29 Oktober 2021. Kompetisi ini terbuka bagi siswa sekolah menegah, sekolah kejuruan, mahasiswa politeknik, murid sekolah coding, anggota komunitas teknologi, pengembang program, perusahaan rintisan maupun inkubator bisnis berbasis teknologi, baik secara individu maupun kelompok.

Peserta diminta untuk mengirimkan proposal konsep gagasan mereka. Kemudian, sepuluh finalis terpilih akan memaparkan solusi mereka di hadapan Dewan Juri yang terdiri dari perwakilan Delegasi Uni Eropa dan para mitra. Selanjutnya, tiga pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai, serta program bimbingan dari pakar asal Eropa, untuk mewujudkan serta mengembangkan gagasan mereka.

img
Silvia Ng
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan