Vaksin Covid-19 dinilai aman bagi ibu hamil. Pangkalnya, merujuk data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), hanya 16 dari 536 ibu hamil yang terinfeksi dan akhirnya meninggal dunia karena belum divaksin.
"Gejala-gejala Covid-19 pada ibu hamil bisa kita ketahui berdasarkan lab sederhana sampai pada CT scan,” ucap Guru Besar Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, Sardjono, dalam webinar, Jumat (26/11).
Dirinya melanjutkan, ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 terancam keguguran, gawat janin, persalinan prematur, ketuban dini, dan gangguan pertumbuhan janin.
"Tingkat keparahan Covid-19 pada ibu hamil lebih besar daripada wanita tidak hamil," tegasnya.
Meski demikian, Sardjono menyatakan, ibu hamil dengan usia kandungan kurang dari trimester kedua sebaiknya tidak divaksin dulu. Pangkalnya, risiko abortus spontan pada ibu hamil meningkat jika menerima vaksin pada periode prakonsepsi ataupun trimester pertama kehamilan.
"Kemudian ibu hamil yang dilarang mendapatkan vaskin adalah ibu hamil yang mempunyai tanda-tanda keracunan kehamilan [preeklamsia], gejalanya berupa kaki bengkak, sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, serta tekanan darah di bawah 140 mmHg," urainya.
Ibu hamil yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang belum terkontrol dengan baik dan memiliki pengobatan kelainan darah dan perlu dirujuk juga sebaiknya tidak divaksin.
"Adapun syarat vaksin pada ibu hamil, menurut Kementerian Kesehatan RI, adalah usia kandungan lebih dari 13 minggu, tekanan darah normal, tidak sedang menjalani pengobatan, dan komorbid dalam kondisi terkontrol, dan tidak punya gejala atau keluhan preeklamsia atau keracunan kehamilan,” paparnya.
Dosen Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Andi Alfian Zainudin, menambahkan, vaksin Covid-19 juga aman bagi ibu menyusui. Alasannya, virus tak terdeteksi di dalam ASI ibu yang terinfeksi.
“Bayi mempunyai risiko rendah untuk terinfeksi Covid-19. Menyusui dan kontak kulit ke kulit [skin-to-skin contact] dapat mengurangi risiko kematian bagi secara signifikan,” tegasnya.
Andi juga mengatakan, menyusui dapat memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan potensi risiko tertular Covid-19.
“Ibu yang menyusui tapi terjangkit Covid-19 tetap dapat memberikan ASI dengan memperhatikan protokol kesehatan. Ibu menyusui aman divaksin karena vaksin yang disuntikkan bukan merupakan virus hidup,” tambahnya.
Secara biologis dan klinis, vaksinasi Covid-19 tak menimbulkan risiko bayi dan anak yang menyusui serta bayi dan anak yang menerima vaksin perah. Antibodi ibu setelah divaksin dialirkan melalui ASI untuk memproteksi bayi.
“Ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan pribadi dan melakukan screening awal untuk memastikan suhu tubuh normal dan tekanan darah baik,” pungkas Andi.