Hari Valentine identik dengan memberikan cokelat kepada orang yang tersayang, namun tidak bagi orangufriends, sebutan sukarelawan Centre for Orangutan Protection. Mereka merayakan hari kasih sayang dengan membagi-bagikan pisang kepada orang-orang sekitar.
Berkostum layaknya orangutan sambil membagikan pisang yang bertempelkan kertas dengan tulisan 'Banana not Bullet' (Pisang bukan peluru) ke masyarakat sekitar. Aksi ini sebagai respon banyaknya orang utan yang menjadi korban penembakan dengan menggunakan peluru senapan angin oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pisang disimbolkan sebagai kasih sayang, bukan peluru.
Dari catatan yang dihimpun oleh Centre for Orangutan Protection, dari tahun 2006 sampai 2018, ada 39 orangutan dengan total 790 peluru bersarang pada satwa jenis kera besar yang kini statusnya sangat terancam punah atau critically endangered.
Padahal dalam peraturan Kapolri Nomor 8 tahun 2012 sudah tertuang perturan tentang penggunaan senapan angin yang hanya boleh digunakan untuk kegiatan olahraga menembak sasaran. Plus, di lokasi yang sudah tersedia izinnya.
"Di tengah kesibukan mereka, para orangufriends ingin menyadarkan ke masyarakat di sekitar mereka bahwa saat ini orang utan masih tidak bisa hidup dengan bebas dan terancam keberadaannya," ujar Manager Perlindungan Habitat Centre for Orangutan Protection Ramadhani kepada Alinea.id.
Aksi perayaan Hari Valentine dengan membagikan pisang ini dilakukan oleh para orangufriends yang tersebar di 11 kota di Indonesia, Samarinda, Bandung, Yogyakarta, Berau, Padang, Magelang, Makasar, Karawang, Jakarta, Malang, dan Palangka Raya.
Koordinator aksi 'Banana not Bullet' di Jakarta, Lupita Anggraito merasa geram dengan tidak adanya ketegasan hukum dari pemerintah akan isu-isu kekerasan satwa dan kematian orangutan khususnya. Lupita berharap dengan aksi yang dilakukan hari ini bersama teman-temannya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan dapat membuka mata dan hati masyarakat luas untuk mau peduli dan menyuarakan hak-hak kehidupan satwa liar.
"Karena kalau bukan kita, siapa lagi. Jangan sampe nanti kita liat orangutan hanya dari internet," tukas Lupita.
Alih fungsi lahan hutan, perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar merupakan ancaman paling serius terhadap kehidupan orangutan di Kalimantan. Jika tidak ada perhatian dan tindakan serius dari pemerintah bukan tidak mungkin 20 tahun ke depan orangutan diramalkan akan punah.
Sumber infografis: Centre for Orangutan Protection