close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Sampah rumah tangga berserakan. Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi. Sampah rumah tangga berserakan. Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 12 Juni 2020 07:03

Volume sampah selama pandemi diperkirakan meningkat

Meningkatnya volume sampah domestik selama pandemi bisa merusak lingkungan.
swipe

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, sampah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar dari total sampah nasional, hingga 62%.

Sementara di masa pandemi sampah rumah tangga diperkirakan meningkat. Salah satunya akibat meningkatnya penggunaan layanan pesan antar di area Jabodetabek selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu juga karena berubahnya kebiasaan belanja rumah tangga secara online yang berkontribusi terhadap sampah plastik dalam pengemasannya.

Pakar Teknologi Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Enri Damanhuri, menyampaikan pentingnya kesadaran dan partisipasi seluruh pihak dalam mengelola sampah. 

“Pengelolaan sampah tidak bisa hanya bergantung pada konsep kumpul-angkut-buang, tetapi harus melibatkan semua pihak. Produsen, misalnya, memiliki tanggung jawab untuk mengurangi sampah dengan inovasi kemasan dan model bisnis, contohnya dengan memilih produk dengan kemasan guna ulang yang bisa dikembalikan, termasuk galon guna ulang,” kata Enri pada webinar "Menjaga Kesehatan Lingkungan Indonesia dari Rumah Saat New Normal", Kamis (11/6).

Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar, mengatakan KLHK juga melakukan pemantauan dan pengawasan upaya produsen dalam mengurangi sampah, melalui pengumpulan data jumlah dan jenis bahan baku produk dan kemasan yang mereka gunakan.

Sementara itu kampanye pengurangan sampah dari rumah terus dilakukan sebagai bagian dari upaya menekan jumlah timbulan sampah secara nasional.

“Pemerintah telah menerbitkan kebijakan untuk mewujudkan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen yang dapat menjadi panduan bagi upaya pengurangan sampah menuju era baru pengelolaan sampah,” ujar Novrizal. 

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa perusahaan yang menerapkan konsep ekonomi penggunaan kemasan guna ulang, salah satunya Danone-AQUA.

Sustainable Development Director Danone-AQUA Karyanto Wibowo mengungkapkan, saat ini galon mencakup 70% volume bisnis pihaknya, yang berarti 70% bisnis tersebut sepenuhnya sirkular.

“Sebisa mungkin, konsumen perlu memilih produk yang sifatnya sirkular atau bisa dikembalikan agar jumlah sampah yang dihasilkan bisa ditekan. Selain itu, penting juga memilah sampah rumah tangga atau bahkan mengolah sampah organik di rumah untuk kegunaan lain seperti kompos, misalnya," kata dia.

Sementara penyelam dan pendiri Divers Clean Action (DCA), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada permasalahan sampah di lautan dan pengembangan masyarakat pesisir, Swietenia Puspa Lestari, berpendapat bahwa ada beberapa gerakan yang masyarakat bisa ikuti untuk menjaga lingkungan di tengah new normal.

Selain bijak menggunakan sampah plastik, masyarakat juga bisa menggunakan masker guna ulang bagi yang sehat agar lebih mudah membedakan mana sampah infeksius dari rumah tangga, menggunakan alat makan cuci ulang, dan memilah sampah dari rumah agar membantu pengelolaan sampah yang optimal dan tidak mencemari lingkungan.

"Dengan merubah perilaku di rumah, kita turut mencegah kerusakan lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana kesehatan di kemudian hari,“ ungkapnya.

img
Firda Cynthia
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan