close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto saat melaksanakan acara jalan sehat pada Februari 2019. /instagram.com/titieksoeharto.
icon caption
Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto saat melaksanakan acara jalan sehat pada Februari 2019. /instagram.com/titieksoeharto.
Infografis
Senin, 15 April 2019 15:54

5 kepala negara di dunia yang jomlo

Joko Widodo kerap ditampilkan sebagai seorang pemimpin yang punya keluarga harmonis. Citra sebaliknya terjadi pada sosok Prabowo Subianto.
swipe

Psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan, keberhasilan seseorang memimpin sebuah keluarga tak bisa menjadi cerminan keberhasilan memimpin organisasi maupun negara. Menurutnya, seseorang yang sudah terbiasa menghadapi keluarga kecilnya, ia akan membutuhkan keluarganya saat menghadapi masalah.

“Jika seseorang sudah terbiasa tak berkeluarga, ia akan mencari coping mechanism (mekanisme koping) dengan cara lain, bisa bercerita ke temannya,” kata Rose saat dihubungi reporter Alinea.id, Kamis (4/4).

Lebih lanjut, kata pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) ini, masa anak-anak lebih berpengaruh banyak dalam membentuk jiwa kepemimpinan ketimbang saat berumah tangga. Kepemimpinan di rumah tangga, kata Rose, memang ada pengaruhnya. Namun, tak sedalam waktu kecil.

“Menilai kepemimpinan harus dilihat dari masa lalunya,” ujar Rose.

Menurut Rose, bila anak diberikan banyak kesempatan untuk berpikir, akan berdampak untuk membentuk jiwa kepemimpinan.

Beberapa kepala negara memilih memimpin tanpa ibu negara.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan