close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warna merah yang terjadi di bagian tubuh yang digurat menjadi ukuran berat atau ringannya masuk angin. /Alinea.id/Sulthanah Utarid.
icon caption
Warna merah yang terjadi di bagian tubuh yang digurat menjadi ukuran berat atau ringannya masuk angin. /Alinea.id/Sulthanah Utarid.
Infografis
Rabu, 06 Maret 2019 20:29

Baik dan buruk kerokan bagi kesehatan

Metode pengobatan semacam kerokan juga dikenal di Vietnam, Kamboja, dan China.
swipe

Di dalam tulisannya berjudul “Masuk Angin dalam Konteks Kosmologi Jawa” di Jurnal Humaniora Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, staf pengajar Jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Atik Triratnawati mengatakan, kerokan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Jawa.

“Untuk mengobati masuk angin, secara tradisional orang Jawa umumnya memilih cara penyembuhan penyakit dengan mempertimbangkan dua hal. Tradisi atau kebiasaan yang telah turun-temurun—dan pengalaman akan kemanjuran cara penyembuhannya,” tulis Atik.

Kerokan, menurut Atik, dipilih sebagai cara yang paling mudah dan murah untuk mengobati masuk angin.

Lebih lanjut, Atik Triratnawati menguraikan, di masa lalu raja dan pujangga Jawa sudah bisa mengklasifikasi setidaknya 30 penyakit dan obatnya. Meski begitu, sarana penyembuhan masih sebatas berbasis kearifan lokal.

Tradisi pengobatan mirip kerokan dikenal pula di beberapa negara Asia.

img
Robertus Rony Setiawan
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan