close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Infografik penyebab harga pangan mahal saat Ramadan. Aliena.id/Firgie Saputra
icon caption
Infografik penyebab harga pangan mahal saat Ramadan. Aliena.id/Firgie Saputra
Infografis
Kamis, 12 Maret 2020 11:11

Biang kerok sembako mahal saat Ramadan dan Lebaran

Sejumlah kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan harga jelang bulan suci Ramadan. Simak penyebabnya.
swipe

Sejumlah kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan harga jelang bulan suci Ramadan. Harga beberapa komoditas utama seperti gula, daging sapi/kerbau, dan bawang bombai terpantau naik sejak beberapa hari terakhir di pasaran.

Pemerintah bersama asosiasi sudah mulai membuka keran impor untuk mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan permintaan bahan pokok jelang bulan Ramadan. Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, saat ini pemerintah sudah membuka keran impor untuk gula dan bawang putih.

Dua bahan pokok ini menjadi produk utama yang dikhawatirkan bakal mengalami kelangkaan pada H-7 jelang Ramadan. Hal itu terjadi lantaran musim panen raya tebu yang diperkirakan akan mundur dua bulan dari perkiraan. Biasanya Februari-Maret, mundur menjadi April-Mei.

Sementara bawang putih diimpor karena kekhawatiran akan besarnya dampak COVID-19 yang saat ini melanda dunia. Apalagi 90% kebutuhan bawang putih dalam negeri saat ini diimpor dari China.

“Gula ‘kan 2019 turun (produksinya) 30% dan tidak dapat konfirmasi stok cadangan 2020. Panenya ‘kan baru bulan April. Penugasan impor sudah turun. Impor masuk dan penggilingan berjalan,” terang Roy usai rapat koordinasi bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), di Hotel Borobudur, Jakarta Selatan, Kamis (5/3).

Namun demikian, beberapa pengamat menilai bahwa pemerintah tetap perlu memerhatikan stok komoditas pangan lainnya. Ketua Umum Perhimpunan Tani Indonesia (Perhepi) Hermanto Siregar mengatakan, selain stok gula dan bawang putih, pemerintah juga perlu memerhatikan ketersediaan stok cabai.

Pasalnya, kata Hermanto, cuaca saat ini masih sulit ditebak. Dikhawatirkan jika musim penghujan berlanjut hingga bulan April, maka kemungkinan panen cabai akan terganggu. Akibatnya, cabai menjadi langka dan harga melonjak tinggi.

Selain itu, meski sudah membuka keran impor untuk bawang putih, pemerintah juga tetap perlu memerhatikan produktivitas bawang putih dalam negeri. Masalahnya, jika panen raya bawang putih dalam negeri gagal, ketersediaan stok ini juga bakal menjadi kendala pada akhirnya.

“Probabilitasnya tinggi harga bawang putih akan naik saya rasa besar. Cabai juga sama. Kalau hujannya enggak habis sampai bulan empat (April) puasa itu juga panen kita juga terganggu. Terganggunya panen cabai bisa jadi mengalami kenaikan,” kata dia.

Pemerintah, lanjut Hermanto, juga perlu mengawasi ‘sistem pasar’ yang biasanya berlaku jelang hari-hari besar. Penimbunan dan peningkatan harga secara serampangan oleh para oknum pedagang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah guna mencegah terjadinya lonjakan harga.

“Aparat harus wanti-wanti dari awal enggak melakukan penimbunan. Yang membuat harganya tereskalasi itu penimbunan. Artinya dijatah saja. Jadi penjual enggak boleh nimbun, kalau enggak dijual maksimal berapa,” ujarnya.

Simak laporan selengkapnya dalam artikel berjudul "Waspada sembako langka dan mahal jelang puasa."

Infografik penyebab harga pangan mahal saat Ramadan. Aliena.id/Firgie Saputra

img
Fajar Yusuf Rasdianto
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan