Live streaming marketing alias pemasaran melalui siaran langsung adalah pemasaran dengan mengandalkan siaran konten video via internet yang disiarkan secara real time melalui platform tertentu. Berdasarkan riset yang dilakukan Live Stream pada 2020 lalu, 80% audiens lebih suka menonton video langsung dari suatu merek daripada membaca katalog mereka dan 82% audiens lebih suka menonton live streaming dibandingkan dengan unggahan biasa.
Di Indonesia, berdasarkan laporan SEA (South East Asia) Ahead Shifts and Sentiments yang dilakukan Ipsos tahun lalu, sebanyak 78% responden pernah mendengar tentang live streaming marketing. Sedangkan 71% responden pernah mengakses live streaming dan 56% pernah membeli produk yang ditawarkan melalui live streaming. Perlu diketahui, survei ini diikuti oleh 3.000 responden yang tersebar di 6 negara SEA.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, live streaming shopping melalui fitur siaran langsung sebenarnya bukan hal baru. Pemanfaatan basis besar pelanggan, dalam hal ini adalah subscriber atau pengikut di platform media sosial atau e-commerce, serta teknik pemasaran dan pengenalan produk yang dilakukan penjual kepada calon pembeli (penonton live streaming) pun sebenarnya telah dilakukan di pasar fisik.
Hanya saja, dengan kemajuan teknologi, semua kegiatan jual beli yang biasa dilakukan di pasar fisik ini lantas dipindahkan menjadi online. “Jadi obrolan seperti ‘silahkan dilihat-lihat dulu barangnya’ yang biasa kita dengar di toko-toko di pasar atau mal sebenarnya hanya dipindahkan ke online saja,” kata dia, kepada Alinea.id, Selasa (13/9).
Alinea.id mengulas potensi pemasaran gaya baru live streaming dalam artikel ini.