Pandemi Covid-19 mulai berdampak terhadap kebun binatang di Indonesia. Menurut survei Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) April lalu, 92% kebun binatang hanya mampu menyediakan pakan selama 1 bulan.
Dari 56 anggota PKBSI, hanya dua kebun binatang yang punya stok pakan hingga tiga bulan ke depan. Sekretaris Jenderal PKBSI Tony Sumampau mengatakan, kebun binatang swasta yang paling terpukul karena pandemi Covid-19.
"Pasti mereka defisit luar biasa. Itu pun mereka mempertahankannya luar biasa sekali untuk bisa menghidupi satwa, semisal dengan mengurangi tenaga keja dan lainnya," kata Tony kepada Alinea.id, Selasa (12/5).
Penutupan kebun binatang selama pandemi membuat pengelola kesulitan untuk mendapatkan biaya pakan satwa. Kebun binatang yang terbilang kecil, kata Tony, bahkan sudah angkat tangan.
"Maka, sejak awal pandemi berjalan 1 bulan, kami segera menyurati rekan kami KLHK. Kami memberi tahu Bu Menteri (Siti Nurbaya), Pak Dirjen, bahwa ini kebun binatang sebentar lagi akan kehabisan pakan, mohon bisa dibantu," kata dia.
Menurut Tony, kebutuhan pakan setiap kebun binatang yang ada di Indonesia bervariasi. Rata-rata seekor karnivora besar membutuhkan 4-5 kilogram daging per harinya. Dari kalangan herbivora, gajah yang pakannya paling banyak.
Seekor gajah, kata Tony, bisa menghabiskan hingga 200 kilogram rumput segar dan buah-buahan setiap harinya. "Belum lagi pakan satwa antelope, primata, unggas, reptil, dan lainnya," imbuh Tony.