Pada pengujung 2020, World Health Organization (WHO) melaporkan ada empat varian baru virus Sars-Cov-2 penyebab Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia.
Varian pertama ialah D614G. Pertama kali terdeteksi, pada akhir Januari dan awal Februari 2020, mutasi D614G dengan cepat menggantikan galur virus awal dari Wuhan, China sebagai varian paling virus Covid-19 yang paling dominan menyebar di seluruh dunia.
Varian D614G tidak menyebabkan kondisi tubuh yang terjangkit virus Covid-19 semakin parah. Namun demikian, hasil riset WHO mennujukkan varian tersebut menyebabkan viral load (jumlah virus) pada pasien positif Covid-19 lebih banyak.
Varian lainnya ialah Cluster 5. Varian ini kali pertama terdeteksi menjangkiti musang-musang di peternakan di North Jutland, Denmark, pada Agustus dan September 2020.
Dinamai Cluster 5 karena varian ini punya kombinasi mutasi baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Hingga saat ini, hanya 12 orang yang terjangkit virus Sars-Cov-2 Cluster 5 di Denmark.
Varian yang paling ganas saat ini ialah Sars-COV-2 VOC 202012/01 (Variant of Concern, year 2020, month 12, variant 01). Kemunculan varian SARS-CoV-2 VOC 202012/01 itu ilaporkan ke WHO pada 14 Desember 2020.
Diperkirakan mulai berjangkit di sejumlah kota di tenggara Inggris dan telah menyebar di puluhan negara. Sejumlah riset awal menunjukkan bahwa varian virus ini menyebar hingga 40-70% lebih cepat ketimbang varian Sars-Cov-2 lainnya.
Varian terakhir yang dilaporkan ke WHO ialah varian N501Y.V2. Varian ini mulai terdeteksi menyebar di sejumlah provinsi di Afrika Selatan pada November 2020.
Varian ini cepat menyebar karena memiliki kombinasi mutasi yang memungkinkan virus lebih mudah melekat pada sel-sel manusia. Meskipun mutasinya mirip dengan virus baru di Inggris, hasil analisis phylogenetic menunjukkan bahwa virus yang menyebar di Afrika Selatan merupakan varian baru.