close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas KPPS melakukan penghitungan surat suara pemilu calon pasangan presiden-wakil prersiden, di TPS 2 Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh, Rabu (17/4). /Antara Foto.
icon caption
Petugas KPPS melakukan penghitungan surat suara pemilu calon pasangan presiden-wakil prersiden, di TPS 2 Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh, Rabu (17/4). /Antara Foto.
Infografis
Kamis, 25 April 2019 17:12

Fakta miris jadi petugas KPPS

Pemilu 2019 membawa banyak korban meninggal para petugas KPPS di sejumlah daerah.
swipe

Dokter olahraga dan ahli fisiologi olahraga Ermita Isfandiary Ibrahim Ilyas menyayangkan lemahnya penerapan aturan syarat kesehatan bagi petugas KPPS.

“Mengapa tidak dilakukan pengecekan kesehatan dengan serius? Padahal mereka akan kerja beberapa hari,” kata Ermita saat dihubungi, Selasa (23/4).

Rata-rata petugas KPPS yang meninggal dunia akibat kelelahan dan stres. Menurut Ermita, stres bisa terjadi akibat pekerjaan yang banyak belum tuntas, dikejar tenggat waktu, dan tak tidur.

Ermita mengatakan, setiap manusia terbiasa tidur pada malam hari dan terjaga pada siang hari. Setiap manusia pun punya irama sirkadian—proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam.

Ermita lebih sepakat bila ada pengaturan jam kerja bagi petugas KPPS. Hal ini, katanya, bertujuan mencegah gangguan kesehatan pada petugas.

Sistem pemilu serentak saat ini menyebabkan banyak petugas KPPS yang meninggal dunia.

img
Robertus Rony Setiawan
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan