close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menjelaskan aplikasi Pintarmemilih.id. /Dok. Perludem.
icon caption
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menjelaskan aplikasi Pintarmemilih.id. /Dok. Perludem.
Infografis
Kamis, 28 Februari 2019 11:23

Gerakan politik lewat aplikasi

Perludem, Pantau Bersama, dan PARA Syndicate membuat aplikasi sebagai pendidikan politik publik terkait Pemilu 2019.
swipe

Kepala Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) Kuskridho Ambardi mengatakan, gerakan masyarakat sipil dalam pendidikan politik belum begitu terasa dampaknya.

Alasannya, kata dia, dalam kondisi yang terpengaruh isu partisan seperti sekarang, membuat masyarakat menjadi terbelah. “Ruang mereka untuk melakukan pendidikan politik menjadi sempit,” kata Kuskridho ketika dihubungi, Senin (25/2).

Oleh karena itu, menurut pengamat komunikasi politik ini, partisipasi masyarakat dalam politik cenderung menurun. Gerakan pendidikan politik yang diadakan Perludem, PARA Syndicate, dan Pantau Bersama, Kuskridho nilai kurang menjangkau masyarakat.

Walau begitu, gerakan ini ada kecenderungan serupa dari pendidikan politik yang dijalankan masyarakat sipil. Selain memanfaatkan teknologi digital, generasi milenial menjadi sasaran utama dari program-program edukasi yang dilakukan tiga lembaga tadi.

Sejumlah lembaga membuat aplikasi sebagai gerakan pendidikan politik.

img
Robertus Rony Setiawan
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan