close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Rapat umum ketetapan Panitia Pemilihan Indonesia pada 1 Maret 1956 di sebuah gedung olahraga di Jakarta. /Parluangan, 1956/Repro buku Di Balik Bilik Suara.
icon caption
Rapat umum ketetapan Panitia Pemilihan Indonesia pada 1 Maret 1956 di sebuah gedung olahraga di Jakarta. /Parluangan, 1956/Repro buku Di Balik Bilik Suara.
Infografis
Rabu, 27 Maret 2019 10:00

Hoaks yang tersebar jelang Pemilu 1955

Hoaks jelang pemilu bukan hal baru. Hoaks muncul menjelang Pemilu 1955. Di antaranya hoaks peracunan di beberapa daerah di Jawa Tengah.
swipe

Saat ini, hoaks tersebar secepat kilat melalui media sosial, dalam bentuk teks, video, atau gambar. Dalam sebuah laporannya, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut, terdapat 771 konten hoaks selama Agustus 2018 hingga Februari 2019. Dari jumlah tersebut, 181 konten hoaks terkait isu politik, yang menyerang kedua pasangan calon presiden ataupun partai politik.

Masih segar dalam ingatan, salah satu berita bohong yang membuat resah adalah tentang tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos di Tanjung Priok, Jakarta. Hoaks ini menyebar pada 2 Januari 2019 di media sosial.

Selain itu, pada Februari 2019 lalu, beredar video hoaks tiga emak-emak di Karawang, Jawa Barat, yang menyebut akan ada larangan azan bila Jokowi terpilih lagi jadi presiden.

Hoaks pun pernah menyebar menjelang Pemilu 1955, yang digelar pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih anggota Konstituante).

Beragam hoaks tersebar menjelang Pemilu 1955.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan