close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kekerasan bisa terjadi di manapun, termasuk di media sosial. /Pixabay.
icon caption
Kekerasan bisa terjadi di manapun, termasuk di media sosial. /Pixabay.
Infografis
Rabu, 03 Oktober 2018 17:09

Kekerasan di media sosial

Dampak perundungan di media sosial, terkadang lebih membekas dan menghantui seseorang, dibandingkan di dunia nyata.
swipe

Setiap 2 Oktober, dunia memperingati Hari Tanpa Kekerasan Internasional. Keputusan ini ditetapkan pada 15 Juni 2007 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tanggal tersebut dipilih, bertepatan dengan hari kelahiran bapak bangsa dan pejuang spiritual India Mohandas Karamchand Gandhi, atau dikenal dengan Mahatma Gandhi. Gandhi dikenal dunia menerapkan perjuangan tanpa kekerasan atau ahimsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Inggris.

Seiring perkembangan teknologi, kekerasan pun kini merambah ke media sosial. Menurut pengamat media sosial Ismail Fahmi, ketika seseorang menggunakan kata-kata yang sifatnya merundung (bullying) di media sosial, itu bentuk kekerasan.

Psikolog Ayoe Sutomo memandang, bentuk kekerasan di media sosial banyak macamnya. Selain perundungan, pembunuhan karakter melalui hoaks dan menjadi penyebar informasi salah yang menyerang orang, Ayoe melihat hal itu termasuk bentuk kekerasan di media sosial.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan