Menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Hetifah Sjaifudian, pada Pemilu 2014 caleg perempuan dari partainya sekitar 30%. Lalu, meningkat jadi 38% di Pemilu 2019. Meningkatnya jumlah caleg ini, dianggap berkorelasi dengan naiknya jumlah kader perempuan Golkar di DPR.
“Harus ada strategi untuk meningkatkan jumlah perempuan yang siap berkonstentasi dan dicalonkan,” kata Hetifah, Selasa (4/4).
Akan tetapi, masalahnya tak sedikit kader perempuan yang aktif di Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) dan organisasi sayap lainnya, tak mau maju sebagai caleg saat ditawarkan, dengan alasan tak siap.
“Motivasinya harus ditingkatkan, disugesti positif, dan difasilitasi juga,” tuturnya.
Memfasilitasi caleg perempuan itu, sebut Hetifah, bisa dengan menempatkannya di dapil yang jadi ladang suara Golkar dan memberi nomor urut satu atau dua. “Lebih banyak orang yang terpilih kalau nomor urutnya satu atau dua,” ucap Wakil Ketua Komisi X DPR itu.