Sejak awal pandemi Covid-19, Traveloka berhasil mengumpulkan US$1,5 miliar dari delapan putaran pendanaan demi menggapai cita-cita sebagai super app gaya hidup. Tak heran jika untuk mewujudkan misi tersebut, Traveloka banyak meluncurkan layanan penunjang lain, di antaranya Market, Eats dan Send.
Namun, sebagai perusahaan rintisan yang bergerak di bidang agen perjalanan online alias Online Travel Agent (OTA), Traveloka sendiri akan menutup dua layanannya, Traveloka Eats dan Send. Selain itu, dari pantauan Alinea.id, startup dengan lambang burung ini juga memiliki layanan lain yang tidak berhubungan dengan Online Travel Agent (OTA), yakni layanan investasi emas yang bekerjasama dengan PT Pegadaian (Persero).
Baru-baru ini, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) bersama manajer aset asal Amerika Serikat (AS) BlackRock pun baru saja memberikan suntikan dana kepada PT Traveloka Indonesia. Salah satu unikorn tanah air ini mendapat dana segar sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,57 triliun (kurs Rp15.235 per dolar AS). Selain itu, Allianz Global Investors dan manajer investasi kredit swasta dari Singapura Orion Capital Asia juga bergabung dalam putaran pendanaan ini.
Sementara itu, dalam kesempatan lain, CEO dan Co-Founder Traveloka Ferry Unardi optimistis, jika pembiayaan baru dari empat investor ini dapat memperbaiki kinerja bisnis dan memperkuat neraca bisnis perusahaan. Apalagi karena pagebluk, valuasi perusahaan dikabarkan anjlok hingga 40%. Hal ini juga dimaksudkan untuk mendorong industri perjalanan dan pariwisata nasional.
“Kami sangat senang dengan bergabungnya INA, BlackRock, Allianz Global Investors, Orion dan lainnya ke dalam kelompok investor yang memiliki komitmen sama, yakni pada visi kami untuk memenuhi aspirasi perjalanan dan gaya hidup pengguna kami,” katanya, dalam keterangan yang diterima Alinea.id, Kamis (29/9).
Alinea.id mengulas harapan startup selain Traveloka untuk mendapatkan pendanaan melalui LPI dalam artikel ini.