Partai Amanat Nasional (PAN) hampir selalu diidentikan dengan Amien Rais. Meskipun hanya sekali menjabat sebagai Ketum PAN, Amien hampir selalu bisa membawa arah politik PAN sesuai dengan keinginannya. Tak hanya itu, restu Amien juga ampuh bagi para kader yang membidik kursi PAN-1 di tiap kongres.
Tuah Amien, misalnya, sempat dirasakan oleh Soetrisno Bachir. Pada 2005, Soetrisno sukses melenggang menjadi Ketum PAN setelah mendapat restu dari mantan Ketum Muhammadiyah itu.
Lima tahun berselang, Amien mengalihkan dukungan kepada Hatta Rajasa. Saat kongres berlangsung, Amien sempat duduk di antara Hatta Rajasa dan Drajad Wibowo sebelum memberikan sambutan. Hatta di kanan Amien, Drajad di kiri.
Di panggung, Amien mendendangkan sebuah lagu. Penggalan liriknya, 'matahari di sebelah kanan, bulan di sebelah kiri'. Kader-kader PAN pun mahfhum Amien telah merestui Hatta sebagai Ketum PAN periode 2010-2015.
Meski begitu, sinar Amien sebagai king maker di PAN tampaknya meredup. Dalam Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, pertengahan Februari lalu, jagoan Amien, Mulfachri Harahap, keok. Zulkifli Hasan--yang pada kongres sebelumnya direstui Amien--sukses melanjutkan tampuk kepemimpinan.
Dalam kongres yang diwarnai kericuhan itu, Zulkifli sukses mendulang 331 suara dari 562 suara sah. Mulfachri hanya meraup 225 suara atau terpaut lebih dari 100 suara. Caketum PAN lainnya, Drajat Wibowo, hanya memperoleh 6 suara.
Konflik di kongres tersebut berlanjut hingga ke proses penyusunan kepengurusan. Meskipun susunan kepengurusan belum diumumkan, Zulkifli disebut-sebut tak akan memberikan posisi strategis kepada loyalis-loyalis Amien.
Itu setidaknya terlihat dari langkah Zulkifli menempatkan Soetrisno Bachir sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN, posisi yang sebelumnya dikuasai Amien. Loyalis Amien menyambut langkah itu dengan mengembuskan isu pembentukan PAN Reformasi.