Tahun lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis hasil survel global penggunaan tembakau pada usia dewasa (Global Adult Tobacco Survey/GATS), yang dilakukan pada 2011 dan diulang pada 2021. Hasilnya, seperti dikutip dari situs web Kemenkes, jumlah perokok di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 8,8 juta orang—tahun 2011 sebanyak 60,3 juta dan 2021 menjadi 69,1 juta—dalam waktu 10 tahun.
Hasil survei tersebut juga menunjukkan, prevalensi perokok elektronik meningkat 10 kali lipat, dari 0,3% pada 2011 jadi 3% pada 2021. Soal label peringatan pada bungkus rokok, survei itu menyebut, angka keterpaparan terhadap peringatan kesehatan naik sedikit, dari 77,2% pada 2011 jadi 77,6% pada 2021.
Telah terjadi penurunan signifikan dalam memperhatikan iklan, promosi, atau sponsor rokok. Namun, hasil survei menunjukkan, terjadi pula peningkatan keterpaparan iklan rokok di internet, dari 1,9% pada 2011 jadi 21,4% pada 2021.
Meski begitu, ada kabar gembira dari survei GATS tersebut. Keinginan untuk berhenti merokok cukup tinggi, sebesar 63,4%. Sebesar 43,8% di antaranya masuk dalam kategori berupaya untuk berhenti merokok.