Jaka menuturkan, indikator keberhasilan sebuah museum bisa dilihat dari segi jumlah pengunjung yang terukur. Namun, ada pula yang tak bisa diukur, seperti pemahaman sejarah.
“Apakah setelah berkunjung, pemahaman pengunjung bertambah atau tidak?” ujar magister Museologi, Universitas Indonesia ini.
Namun, sayangnya kata Jaka, pengelola museum di Indonesia belum sampai ke arah melakukan kajian pengunjung. Bicara tentang museum yang dikelola pemerintah daerah, Jaka mengatakan, masih butuh keseriusan dalam mengelolanya.
Sejarawan Andi Achdian yang mendirikan Museum Omah Munir di Kota Baru, Jawa Timur mengatakan hal serupa. Menurutnya, sudah ada perubahan pola pikir dalam pengelolaan museum di daerah.
“Jadi, museum tak sebatas untuk pendidikan, tapi juga untuk wisata,” kata Andi saat dihubungi, Jumat (8/2).