Olahraga elektronik (electronic sports/e-sport) semakin mendapat sorotan bukan hanya dari sisi pemain game online, tetapi juga dari para pelaku bisnis.
Potensi industri e-sport Tanah Air pada 2022 nanti bisa menyentuh angka Rp25 triliun. Sementara untuk industri e-sports global akan tumbuh hingga menyentuh angka US$200 miliar setara Rp2,8 kuadraliun dalam dua tahun mendatang.
Data Newzoo, salah satu lembaga riset yang fokus pada perkembangan industri e-sports dunia, menyebutkan Indonesia tercatat sebagai salah satu pengguna gim daring terbesar dunia pada 2019. Indonesia berada pada urutan ke-17 dengan total 52,6 juta pemain.
Dengan jumlah pemain sebanyak itu, Indonesia menyumbang US$941 juta atau setara Rp13 triliun untuk pendapatan gim online dunia sepanjang 2019. Jumlah ini diyakini akan meningkat dua kali lipat pada 2022.
Wajar jika kini banyak perusahaan besar berani menggelontorkan uang di industri e-sport. Dana itu tidak hanya diberikan dalam bentuk sponsor, melainkan juga investasi di klub e-sport, selayaknya yang terjadi di sepak bola atau olahraga lainnya.
Setidaknya, ada tiga konglomerat terkaya RI versi Forbes (daftarnya bisa disimak di sini) yang masuk ke dalam bisnis e-sport. Para taipan itu masuk bisnis game online ini melalui berbagai lini usaha.
Ketiga orang paling kaya itu adalah pemilik Grup Indofood Anthoni Salim, pemilik Grup Djarum Michael dan Robert Budi Hartono, serta mendiang pemilik Grup Sinarmas Eka Tjipta Widjaja. Simak laporan selengkapnya di sini.