Di jagat maya, dukungan para pendengung alias buzzer tak pernah berhenti mengalir kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain kalangan politikus, tokoh-tokoh ormas Islam, individu, dan akun-akun anonim juga rajin menyebarluaskan kebijakan Anies di Ibu Kota.
Riset Alinea.id menemukan bahwa para buzzer aktif membela Anies dalam sejumlah isu berpolemik, semisal penanganan banjir awal 2020, revitalisasi Monas, penyelenggaraan Formula E, dan penanganan Coronavirus atau Covid-19.
Berisiknya para buzzer juga sempat mengusik politikus PDI-Perjuangan Zuhairi Misrawi. Lewat unggahan di Twitter, Gus Mis, sapaan akrab Zuhairi, mengkritik dengungan mereka.
"Di saat musibah corona masih saja menggerakkan buzzer untuk politik 2024. Inalillahi," tulis @zuhairimisrawi.
Namun, saat Alinea.id mengklarifikasi cuitan itu, Gus Mis ogah berkomentar. "Kita fokus penanganan pasien. Kita tunda dulu soal politik," ujarnya via pesan WhatsApp.
Ketua Komite Pemeriksa Fakta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Aribowo Sasmito tak yakin para buzzer bekerja hanya karena ikatan emosional. Menurut dia, ada kapital besar yang menggerakan para pendengung Anies.
"Sikap balas-balasan ini menciptakan pasar. Selama ada pasar, akan ada produsen yang tertarik menggarap. Dalam hal ini, ya para pendengung. Hoaks juga begitu, ujung-ujungnya soal persediaan dan permintaan," ucap dia.
Lebih jauh, ia yakin para pendengung Anies rata-rata merupakan akun yang terorganisasi. Pasalnya, narasi yang dimainkan hampir serupa dan kerap direplikasi oleh akun-akun yang masih satu jaringan. "Jadi, kalau disebut sistematis, ya, betul," imbuhnya.