Survei World Economic Forum (WEF) menyatakan akan ada pekerjaan baru yang timbul seiring dengan adanya disrupsi teknologi besar-besaran selama pandemi. Bahkan, dalam hasil survei berjudul 'Future of Jobs 2020' itu, WEF mencatat sekitar 15% pekerja akan mengalami disrupsi dan sekitar 6% pekerja akan diganti sepenuhnya dengan teknologi.
Selain itu, WEF juga memperkirakan di 2025 kebutuhan perusahaan atas posisi pekerjaan yang ada saat ini akan turun hingga 6,4%. Sedangkan profesi baru akan naik 5,7%.
Hal ini diamini oleh Pengamat Ketenagakerjaan asal Universitas Gadjah Mada (UGM) Tadjudin Nur Effendi. Dia bilang, memang akan ada pekerjaan yang bakal tergantikan oleh teknologi otomasi. Namun, demikian pekerjaan yang hilang itu bakal tergantikan oleh profesi-profesi baru yang akan muncul, bahkan dengan peluang kerja lebih besar dan pendapatan lebih menjanjikan.
Meski begitu, tambahnya, meski bakal hilang, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang benar-benar dapat digantikan oleh teknologi otomasi. "Seperti dulu ada petugas tol. Sekarang memang enggak ada, tapi kan sekarang ada pekerjaan sebagai pembuat kartu tol," contohnya, kepada Alinea.id, Senin (4/10).
Di Indonesia sendiri, menurutnya proses otomatisasi baru berjalan sekitar 10% sampai 20%. Terlebih, Indonesia mengalami bonus demografi sehingga masih memiliki cukup tenaga kerja muda.
"Jadi, banyak industri yang masih menunda, tapi ke depan potensi itu terjadi," tuturnya.
Alinea.id mengulas peluang karier di masa depan dalam artikel ini.