Pembentukan holding Ultra Mikro (UMi) terus bergulir. Ketiga perusahaan BUMN yang terlibat ialah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. yang akan menjadi induk dari PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Menteri BUMN Erick Thohir menilai pembentukan holding ultra mikro ini bisa mendorong penurunan bunga pinjaman bagi pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). Persoalan inilah, yang menurutnya acapkali jadi hambatan pelaku UMKM dalam mendapatkan pendanaan.
Lebih lanjut, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pun mengklaim holding ini tidak akan mengganggu bisnis ketiga BUMN itu, namun justru semakin menajamkan fokus perusahaan BUMN terhadap segmentasinya. Terlebih lagi, holding ini juga dapat memperluas akses pasar dengan adanya integrasi jaringan.
"Kami meyakini integrasi tiga entitas usaha ini bisa memberikan layanan usaha yang semakin lengkap, terintegrasi dan luas sehingga targetnya dalam 3 tahun ke depan kita bisa meng-on board sekitar 30 juta nasabah baru di 3 entitas bisnis ini secara terintegrasi," kata Kartika di kesempatan sama bersama Erick dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (18/3) lalu.
Namun, proyek holding itu menimbulkan kontra di tingkat serikat pekerja. Sejumlah ekonom juga menilai holding Ultra Mikro tidak tepat karena inti bisnis dan segmentasi ketiga BUMN itu berbeda.
Alinea.id mengulas pro kontra dibalik rencana pembentukan holding Ultra Mikro (UMi) disini.